Rencana operasi ini akan dijalankan di bawah payung lembaga intelijen, bukan sebagai operasi militer terbuka. Status ini memberikan fleksibilitas hukum lebih besar, terutama setelah Departemen Luar Negeri AS menetapkan beberapa kartel Meksiko sebagai organisasi teroris pada Februari lalu.
Penolakan Keras dari Pemerintah Meksiko
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum langsung merespons kabar ini dengan penolakan tegas terhadap segala bentuk intervensi asing. Sheinbaum menegaskan komitmen Meksiko untuk menjaga kedaulatan nasionalnya meski tetap terbuka untuk koordinasi dan kolaborasi.
Potensi Krisis Diplomatik di Amerika Latin
Jika rencana operasi militer AS di Meksiko benar-benar dijalankan, ini akan menjadi operasi militer besar pertama AS di wilayah Meksiko dalam beberapa dekade. Langkah ini berpotensi memicu krisis diplomatik serius di kawasan Amerika Latin dan mengangkat pertanyaan tentang legalitas penggunaan drone di wilayah negara berdaulat.
Sampai saat ini, baik Gedung Putih maupun Pentagon belum memberikan pernyataan resmi mengenai rencana operasi militer rahasia ini. Namun, implementasinya dapat menandai pergeseran kebijakan luar negeri AS yang lebih agresif di kawasan selatan.
Artikel Terkait
Peluang Timnas Indonesia U-17 Lolos 32 Besar Piala Dunia 2025: Analisis & Skenario
KPK Ungkap Modus Jatah Preman Gubernur Riau Abdul Wahid dalam OTT, Rp1,6 Miliar Disita
3 Jalur Alternatif Jakarta-Palembang 2024: Rute Tercepat & Termurah
Partai Perindo Deklarasi Energi Baru Indonesia: Makna, Tujuan, dan Rencana Menuju Pemilu 2029