Serangan ini terjadi bersamaan dengan peningkatan signifikan kekuatan militer AS di Karibia. Penguatan ini meliputi kapal perusak berpeluru kendali, jet tempur F-35, kapal selam nuklir, dan ribuan pasukan. Pemerintah AS juga telah memerintahkan gugus tugas kapal induk Ford ke wilayah tersebut yang diperkirakan akan tiba dalam beberapa minggu mendatang.
Respons dan Kritik Terhadap Serangan
Serangan terbaru ini memicu kekhawatiran dari anggota parlemen Partai Demokrat yang mempertanyakan kesesuaian operasi dengan hukum perang. Para ahli hukum juga mempertanyakan mengapa militer AS yang melakukan serangan alih-alih Penjaga Pantai sebagai badan penegak hukum maritim utama.
Ini merupakan bagian dari setidaknya 10 serangan AS di Karibia dan Pasifik sejak awal September yang meningkatkan ketegangan dengan Venezuela dan Kolombia. Presiden Trump juga telah memberi wewenang kepada CIA untuk melakukan operasi rahasia di Venezuela.
Pentagon hingga kini masih memberikan informasi terbatas mengenai detail serangan, termasuk jumlah narkoba yang diduga dibawa kapal-kapal tersebut serta identitas mereka yang tewas.
Artikel Terkait
Waspada Banjir! Kementerian ATR & PU Tertibkan Bangunan Liar di Bantaran Sungai
Tarif Transjakarta Naik? Simak Rencana Kenaikan ke Rp5.000-Rp7.000 & 15 Golongan yang Tetap Gratis
OJK Turun Tangan! Dana Syariah Indonesia Diatur Rencana Bayar Lender Bertahap
50 Orang Diperiksa Kasus Korupsi Mebel SMK NTB, Mantan Kadisdikbud & Kabid SMK Jadi Tersangka