Dominasi China dalam produksi dan pasokan tanah jarang secara global telah memicu kekhawatiran di banyak negara. Sebagai bentuk respons awal, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump sempat merencanakan penerapan tarif impor tambahan hingga 100 persen untuk produk mineral dari China.
Namun, dinamika terbaru menunjukkan adanya perkembangan positif. Washington dan Beijing dilaporkan telah berhasil menyepakati sebuah kerangka kerja perdagangan yang baru. Kesepakatan ini, yang dicapai pada Minggu lalu, berpotensi menghentikan rencana kenaikan tarif AS sekaligus melonggarkan kontrol ekspor China atas mineral strategis.
Langkah diplomatik ini akan berlanjut dengan pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping. Pertemuan tersebut diagendakan berlangsung pada Kamis mendatang, memanfaatkan momentum Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan, dimana kedua pihak diharapkan dapat menandatangani kesepakatan perdagangan yang lebih komprehensif.
Artikel Terkait
Wamenkeu Tegaskan Pemotongan Dana Transfer ke Daerah 2026, Tapi Program Ini Justru Naik Rp400 Triliun
KPK Bergerak, Jokowi Diduga Lari dari Tanggung Jawab Kasus Korupsi Whoosh
Indonesia Ajak India Kolaborasi Perkuat Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), Apa Tujuannya?
Waspada BLBI Jilid 2! Ekonom Celios Soroti Potensi Risiko Dana Pemerintah Rp200 Triliun