Dalam dunia tradisi pesantren, para santri selalu diajarkan untuk berucap yang baik dan bermanfaat. Seorang kader NU dituntut tidak hanya menjaga diri sendiri, tetapi juga menjaga marwah kelompok dan organisasinya.
“Terkadang rusaknya wajah santri dan NU tidak selalu diakibatkan oleh pihak luar, tak jarang justru disebarkan oleh kelakuan orang yang mengaku santri dan kader NU,” pungkasnya.
Latar Belakang Ancaman Gorok Leher
Insiden ini berawal ketika Ketua PW GP Ansor DKI Jakarta, Muhammad Ainul Yakin, memimpin demonstrasi di gedung Trans TV sebagai bentuk protes terhadap konten program Xpose Unsensored.
Dalam orasinya, Ainul Yakin menyatakan bahwa Republik Indonesia berdiri tidak lepas dari peran Banser dan Ansor Nahdlatul Ulama (NU), dengan banyak kader yang gugur menjaga NKRI.
Namun, orasi kemudian berubah menjadi ancaman. Ainul Yakin menyampaikan, “Jangan sampai kader-kader Banser menggorok leher kalian seperti anak Banser menggorok PKI,” ucapnya yang disambut setuju peserta aksi.
Ia menambahkan, “Halal darah kalian apabila kalian mengolok-olok ulama nahdlatul ulama.”
Pernyataan ancaman gorok leher ini kini menuai kecaman dan desakan agar Ainul Yakin dicopot dari jabatannya di Kementerian Agama.
Artikel Terkait
LRT Jabodebek Gagal Evakuasi? Ini Desakan Penting untuk Keselamatan Penumpang!
Deklarasi Damai Thailand-Kamboja 2025: Trump dan Anwar Ibrahim Saksikan Akhir Konflik Perbatasan
Diamuk Massa di Tambora, 2 Pelaku Curanmor Bersenpi Kritis Usai Lukai Warga
Harga Emas Diprediksi Tembus $4.376! Ini 3 Pemicu Lonjakan Drastis di Awal Pekan