Dalam dunia tradisi pesantren, para santri selalu diajarkan untuk berucap yang baik dan bermanfaat. Seorang kader NU dituntut tidak hanya menjaga diri sendiri, tetapi juga menjaga marwah kelompok dan organisasinya.
“Terkadang rusaknya wajah santri dan NU tidak selalu diakibatkan oleh pihak luar, tak jarang justru disebarkan oleh kelakuan orang yang mengaku santri dan kader NU,” pungkasnya.
Latar Belakang Ancaman Gorok Leher
Insiden ini berawal ketika Ketua PW GP Ansor DKI Jakarta, Muhammad Ainul Yakin, memimpin demonstrasi di gedung Trans TV sebagai bentuk protes terhadap konten program Xpose Unsensored.
Dalam orasinya, Ainul Yakin menyatakan bahwa Republik Indonesia berdiri tidak lepas dari peran Banser dan Ansor Nahdlatul Ulama (NU), dengan banyak kader yang gugur menjaga NKRI.
Namun, orasi kemudian berubah menjadi ancaman. Ainul Yakin menyampaikan, “Jangan sampai kader-kader Banser menggorok leher kalian seperti anak Banser menggorok PKI,” ucapnya yang disambut setuju peserta aksi.
Ia menambahkan, “Halal darah kalian apabila kalian mengolok-olok ulama nahdlatul ulama.”
Pernyataan ancaman gorok leher ini kini menuai kecaman dan desakan agar Ainul Yakin dicopot dari jabatannya di Kementerian Agama.
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG