China Godok Strategi Baru untuk Kurangi Ketergantungan Teknologi AS
China mempercepat kemandirian teknologi dalam Rencana Lima Tahun 2026-2030, menanggapi sanksi dan pembatasan perdagangan Amerika Serikat. Sidang pleno Komite Sentral Partai Komunis China di Beijing pada 20-23 Oktober 2025 yang dipimpin Presiden Xi Jinping membahas strategi ini.
Tantangan Kompleks dan Respons China
Komite Sentral dalam komunike resmi menyatakan China menghadapi "tantangan yang mendalam dan kompleks" meski tidak secara eksplisit menyebut perang dagang dengan AS. Kebijakan ini muncul menjelang pertemuan Xi dengan Presiden AS Donald Trump di Korea Selatan minggu depan.
Fokus pada Swasembada Teknologi dan Energi Bersih
Rencana pembangunan lima tahun periode 2026-2030 menekankan dua prioritas utama:
- Swasembada teknologi sebagai respons terhadap pembatasan ekspor chip canggih AS
- Transisi energi bersih dengan pengembangan industri mobil listrik, tenaga angin, dan surya
Ekspansi ke Teknologi Masa Depan
China memperluas fokus pengembangan teknologi beyond sektor tradisional, mencakup:
- Robotika
- Kecerdasan Buatan (AI)
- Industri hijau
Rencana lengkap akan diumumkan secara resmi pada Maret mendatang setelah persetujuan badan legislatif China. Strategi ini menandai pergeseran signifikan dalam kebijakan teknologi China di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat dengan Amerika Serikat.
Artikel Terkait
Trump vs Xi di KTT APEC 2025: Tarif 100% dan Perang Tanah Jarang Memanas
Timnas Indonesia U-22 di FIFA Matchday November 2025: Dampak Mengejutkan untuk Ranking FIFA
Purbaya Klaim Keamanan Coretax Melonjak Drastis, Skor Cybersecurity Tembus 95+
Gaikindo Dukung Penuh Mobil Nasional Prabowo: Target 3 Tahun & Dampak Besar untuk Industri