Suasana padat dan aksi dorong-dorongan terjadi di dalam gerbong KRL khusus perempuan pada jurusan Rangkasbitung–Tanah Abang di pagi hari. Kejadian ini menjadi gambaran nyata kondisi transportasi umum di Jabodetabek yang masih menghadapi tantangan kepadatan penumpang, terutama pada jam berangkat kerja.
Banyak penumpang wanita yang terpaksa memaksakan diri masuk ke dalam gerbong yang sudah penuh agar tidak terlambat bekerja. Keluhan mengenai kenyamanan dan keamanan di gerbong perempuan pun mengemuka, padahal gerbong ini seharusnya menjadi ruang yang aman bagi penumpang wanita.
Minimnya kenyamanan ini disebabkan oleh jadwal KRL yang padat dan waktu tunggu yang relatif lama. Penumpang berharap ada penambahan armada kereta atau peningkatan frekuensi perjalanan, khususnya pada jam sibuk, untuk mengurangi kepadatan dan menghindari penumpang berebut tempat.
Kondisi KRL yang padat ini kembali menyoroti masalah transportasi massal di Jabodetabek yang belum sepenuhnya mampu menampung volume penumpang yang terus bertambah. Diperlukan solusi nyata dari pemerintah dan operator KRL untuk menciptakan layanan transportasi yang lebih aman, nyaman, dan manusiawi bagi masyarakat.
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG