Kaukus Golkar Bersatu Laporkan Akun Medsos Penyebar Fitnah Bahlil Lahadalia ke Polri
Sebuah kelompok kader Partai Golkar, Kaukus Golkar Bersatu, secara resmi telah melaporkan dua akun media sosial ke Mabes Polri pada Jumat (18/10). Pelaporan ini dilakukan atas dugaan penyebaran fitnah terhadap Ketua Umum Partai Golkar yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
Dua Akun Medsos Dilaporkan atas Ujaran Kebencian dan Hoaks
Laporan pidana diajukan ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Dua akun Instagram yang dilaporkan adalah @kementrianbakuhantam dan @kementrian_kurangajar. Keduanya diduga melakukan sejumlah pelanggaran hukum, termasuk ujaran kebencian, penyebaran berita bohong (hoaks), dan konten provokatif.
Langkah Hukum untuk Jaga Marwah Partai dan Pribadi
Inisiator Kaukus Golkar Bersatu, Fajar R. Zulkarnaen, menegaskan bahwa langkah hukum ini diambil tidak hanya untuk membela pribadi Bahlil Lahadalia, tetapi juga untuk menjaga martabat Partai Golkar.
“Kami menempuh jalur hukum karena ini sudah menyentuh ranah pribadi Pak Bahlil dan kehormatan partai. Kritik boleh saja, tapi jangan berubah jadi fitnah. Kalau sudah menyerang pribadi dan membawa kebencian, itu bukan kritik itu pelanggaran hukum,” tegas Fajar di Jakarta, (17/10).
Serangan Diduga Terkait Kebijakan ESDM yang Pro-Rakyat
Fajar menduga, serangan terhadap Bahlil Lahadalia tidak terlepas dari perannya sebagai Menteri ESDM yang gencar menjalankan program strategis untuk mewujudkan Kedaulatan Energi Nasional.
“Banyak kebijakan beliau yang berpihak kepada rakyat dan sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Jadi sangat mungkin ada pihak-pihak yang merasa terganggu karena kepentingannya terusik,” ujarnya.
Artikel Terkait
Prabowo Sindir Konten Podcast: Pintar tapi Sebar Kebencian?
Luhut Usul Dana Rp 50 Triliun untuk INA: Siapa Sebenarnya Pemilik Indonesia Investment Authority?
MK Harus Kabulkan Gugatan MAKI Soal Uang Pensiun DPR yang Dinilai Melanggar Aturan
Prabowo: Kekayaan Indonesia Banyak Diselewengkan, Publik Mudah Dibohongi?