Protes yang bermunculan di berbagai wilayah menjadi bukti bahwa strategi ini berhasil memicu gejolak sosial.
"Kebijakan-kebijakan ini menjadi alat yang efektif untuk memantik kemarahan publik dan mengalihkan fokus pemerintahan dari program-program pro-rakyat," tegasnya.
Solusi 'West Wing' dan Dialog Langsung
Untuk membentengi pemerintahannya dari potensi sabotase kebijakan dan komunikasi, Syahganda menawarkan dua solusi strategis bagi Prabowo.
Pertama, membentuk tim pemikir solid yang berfungsi layaknya "West Wing" di Gedung Putih, Amerika Serikat.
Tim inti ini bertugas untuk menyaring informasi, memberikan masukan strategis berkualitas, dan mengelola narasi politik pemerintah secara terpadu.
"Tujuannya agar tidak terjadi simpang siur informasi yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengganggu stabilitas," jelas Syahganda.
Kedua, Prabowo disarankan untuk lebih sering "turun gunung" dan melakukan dialog langsung dengan berbagai elemen masyarakat.
Pertemuan intensif dengan tokoh ulama, pimpinan buruh, perwakilan tani, hingga guru dianggap krusial.
Langkah ini, menurut Syahganda, penting untuk menyerap aspirasi secara langsung dan memahami "nuansa kebatinan rakyat" yang seringkali tidak tertangkap oleh laporan birokratis.
Tanpa konsolidasi internal yang kuat dan komunikasi yang efektif, rentetan masalah ini diprediksi akan terus berlanjut dan mengancam legitimasi pemerintahan.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Erick Thohir Meminta Maaf, Tapi Publik Masih Geram: Apa yang Salah?
Prabowo Tegaskan Tak Bayar Utang Kereta Cepat, Warisan Proyek Jokowi
Raja Juli Bocorkan Sosok Misterius R yang Akan Gabung ke PSI, Ungkap Keterkaitan dengan Sosok J!
Korban Jiwa dalam Ledakan Pabrik Bom di AS: Tidak Ada yang Selamat