Mark Zuckerberg Rogoh Rp 4 Triliun Buat Rekrut Pemuda Jenius AI, Siapa Dia?

- Rabu, 06 Agustus 2025 | 13:45 WIB
Mark Zuckerberg Rogoh Rp 4 Triliun Buat Rekrut Pemuda Jenius AI, Siapa Dia?


GELORA.ME -
CEO Meta, Mark Zuckerberg, membuat gebrakan baru dengan merekrut talenta muda jenius di bidang kecerdasan buatan (AI) berusia 24 tahun, Matt Deitke. Kontrak yang ditawarkan kepada Daitke cukup fantastis, yakni sekitar 250 juta dolar atau Rp 4 triliun (kurs Rp 16.387).

Sebelumnya, Deitke dilaporkan pernah menolak tawaran awal yang diberikan oleh Zuckerberg dengan nilai kontrak sekitar 125 juta dolar atau Rp 2 triliun selama empat tahun dalam bentuk saham dan uang tunai. Namun, CEO Meta itu memutuskan untuk bertemu langsung dengan Deitke dan menggandakan tawaran kerja.

Dengan potensi 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 Triliun dibayarkan pada tahun pertama, peneliti muda itu menerima apa yang mungkin menjadi salah satu paket gaji terbesar dalam sejarah Meta.

"Ketika ilmuwan komputer dibayar seperti atlet professional, kita telah mencapai klimaks dari balas dendam pada nerd!" kata Profesor David Autor, ekonom di MIT, mengutip The New York Post.

Matt Deitke baru-baru ini keluar dari program doktoral ilmu komputer di Universitas Washington. Setelah meninggalkan program doktornya, ia bekerja di Allen Institute for Artificial Intelligence di Seattle, AS, tempat ia memimpin pengembangan Molmo.

Molmo merupakan chatbot berbasis kecerdasan buatan yang mampu memproses gambar, suara, dan teks. Platform yang persis mirip dengan sistem multimoda yang sedang dikembangkan Meta saat ini.

Deitke ikut mendirikan Vercept, sebuah perusahaan rintisan (startup) yang berfokus pada agen AI yang dapat menjalankan tugas secara mandiri menggunakan perangkat lunak berbasis internet, pada November 2024. Dengan sekitar 10 karyawan, Vercept berhasil mengumpulkan 16,5 juta dolar AS atau Rp 270 miliar dari para investor, termasuk mantan CEO Google, Eric Schmidt.

Karya inovatifnya pada kumpulan data 3D, lingkungan AI yang diwujudkan, dan model multimoda membuatnya mendapatkan pengakuan luas, termasuk Penghargaan Makalah Luar Biasa di NeurIPS 2022. Itu merupakan penghargaan tertinggi dalam komunitas penelitian AI.

Kesepakatan untuk mengunci Deitke di Meta, menggarisbawahi dorongan agresis Meta untuk bersaing dalam kecerdasan buatan.

Meta dilaporkan telah membayar lebih dari 1 miliar dolar AS untuk membangun daftar bintang peneliti AI, termasuk memikat Ruoming Pang, mantan kepala tim modal AI Apple, untuk bergabung dengan tim Superintelligence Labs dengan paket kompensasi yang bernilai lebih dari 200 juta dolar.

Namun, proyek besar Meta itu memicu kekhawatiran soal ketimpangan ekonomi yang semakin parah di era dominasi AI. Ramesh Srinivasan, profesor Studi Informasi dan Desain/Seni Media di UCLA dan pendiri Laboratorium Budaya Digital, menyebut model pembangunan AI meta sebagai penyebab mendasar ketimpangan yang terus melebar.

"Perusahaan-perusahaan ini memberikan ratusan juta dolar AS kepada segelintir peneliti elit, sementara pada saat yang sama, memberhentikan ribuan pekerja, banyak di antaranya seperti moderator konten, bahkan tidak diklasifikasikan sebagai karyawan penuh," ujar Srinivasan.

"Inilah pekerjaan-pekerjaan yang ingin digantikan oleh Meta dan perusahaan-perusahaan sejenisnya dengan sistem AI yang tengah mereka kembangkan secara agresif."

Zuckerberg mengatakan kepada para investornya bahwa ia sedang membangun tim yang elit dan berbakat. Menurutnya, dengan menghabiskan ratusan miliar dolar AS untuk komputasi dan membangun klaster berkapasitas gigawatt, adalah hal yang masuk akal untuk bersaing sangat ketat dan melakukan apapun untuk mendapatkannya.

Sumber: kumparan

Komentar