Profesor Kriminologi Ungkap Tewasnya Diplomat Kemlu Bukan Karena Pembunuhan, Tapi Antara 2 Hal Ini

- Rabu, 23 Juli 2025 | 21:40 WIB
Profesor Kriminologi Ungkap Tewasnya Diplomat Kemlu Bukan Karena Pembunuhan, Tapi Antara 2 Hal Ini


"Jadi dalam hal ini saya menepis kalau ini adalah kasus pembunuhan. Jadi tinggal yang kedua atau ketiga," kata Adrianus.


Di mana kedua adalah bunuh diri dan ketiga adalah karena kecelakaan akibat fetish seksual disorder atau ganguan seksual, dimana menggapai kepuasan dengan menggunakan lakban.



"Nah, masalahnya adalah tidak ada fakta yang begitu telak ya. Satu. Kedua, juga kemungkinan ada fakta yang kontradiktif ya. Sehingga kemudian lalu polisi terpaksa harus melakukan kegiatan SCI (science crime investigation) yang memiliki akurasi makin besar. Tapi tadi jadi lost time, maka kita kemudian harus menunggu," kata Adrianus.


Padahal kata Adrianus tidak semua kasus harus dilakukan SCI untuk mengungkapkannya.


"Karena kita seperti di Jakarta yang dekat dengan pemeriksaan laboratori misalnya, maka kemudian disimpulkan saja, toh dalam hal ini kita mengenai probabilita. Bahwa kalau bukan ini pasti bukan itu, begitu kan. Nah, nampaknya Polda Metro ingin membuat satu situasi di mana faktor akurasi menjadi 100 persen ya. Alhasil kemudian kita harus menunggu," kata Adrianus.



Kompolnas Turun Tangan


Dalam kasus ini Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ikut turun tangan.


Bahkan, hasil wawancara dengan keluarga ditemukan informasi baru yang bisa menjadi pegangan untuk menguak kasus ini secara lebih terang.


Informasi ini cukup sensitif, sehingga nantinya kepolisian yang akan mengumumkan.


Hal ini disampaikan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam, Senin (21/7/2025).


Kompolnas, katanya juga turut menggali kronologi waktu, soal apa yang terjadi di waktu-waktu tersebut, dan bagaimana aktivitas korban dalam rentang waktu tersebut.


”Kami tidak hanya menggali mengenai kronologi, tetapi juga menyusunnya menjadi sebuah struktur peristiwa,” katanya.


Menurut Anam, pihaknya juga mendalami terkait barang-barang yang berkaitan dengan peristiwa, termasuk juga latar belakang Arya Daru semasa hidup. 



"Kami turut menggali aktivitas sehari-hari korban, termasuk di pekerjaan, termasuk sejarah interaksi korban secara pribadi dengan lingkungannya,” kata Anam.


Dari sana, kata Anam, pihaknya menemukan adanya informasi baru yang nanti menjadi pedoman dalam pemeriksaan lanjutan.


”Informasi baru ini akan kami perdalam dengan pengecekan tempat kejadian perkara (TKP), termasuk bahan koordinasi dengan penyelidik Polda Metro Jaya,” ucap Anam.


Menurut Anam, untuk menguji informasi baru ini perlu klarifikasi lanjutan.


Apakah memang masih berhubungan dengan peristiwa kematian atau memiliki makna yang lain.


Setelah berkomunikasi dengan keluarga, lanjut Anam, mereka berharap kasus ini dapat segera tuntas dan diproses secara profesional dan kredibel.


”Dengan hasil pemeriksaan awal diharapkan dapat membuat terang sebuah peristiwa,” katanya.


Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Reonald Simanjuntak, Sabtu (19/7/2025), mengatakan, sampai saat ini penyidik sudah memeriksa lima saksi.



Mereka adalah VD dan DMS yang merupakan rekan kerja korban.


Kemudian, S yang merupakan penjaga indekos tempat Arya Daru ditemukan meninggal dan tetangga indekos korban berinisial FM. Dari pihak keluarga, penyidik juga sudah memeriksa istri korban berinisial MAP.


Reonald mengatakan, penyelidik masih menunggu sekitar enam hari lagi untuk merilis kesimpulan itu.


”Penyidik sedang menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium forensik, lebih kurang enam hari lagi,” ujar Reonald.


Dia menjelaskan, pemeriksaan laboratorium forensik memerlukan waktu minimal dua pekan.


Dari pemeriksaan itu, ahli akan mengungkap hasil pemeriksaan organ tubuh Arya Daru. ”Kami perlu mengumpulkan semua keterangan, semua data terlebih dahulu,” ujarnya.


Reonald mengatakan, tim dari psikologi forensik juga masih bekerja sehingga dia yakin kesimpulan yang nanti diperoleh sudah teruji secara ilmiah.


Sebelumnya diberitakan, seorang diplomat Kementerian Luar Negeri berinisial ADP (39) ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).


ADP ditemukan dalam posisi tergeletak di atas kasur.


Di mana kepala korban terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut berwarna biru.


Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, serta pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan tak bernyawa.


Selain itu, ditemukan pula sejumlah obat-obatan ringan di dalam kamar, seperti obat sakit kepala dan obat lambung.


Namun, belum ada indikasi keterkaitan antara obat-obatan tersebut dengan penyebab kematian korban.


Polisi juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.


Meski demikian, penyidik belum dapat memastikan apakah lakban tersebut dipasang sendiri oleh korban atau melibatkan pihak lain.


Diketahui, komunikasi terakhir antara ADP dan istrinya terjadi pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.


Sang istri sempat kembali menghubungi ADP keesokan paginya, tepatnya pukul 05.00 WIB, namun tak mendapat respons hingga pukul 07.00–08.00 WIB.



Karena tak kunjung mendapat kabar, istri ADP lalu meminta bantuan penjaga kos untuk memeriksa kondisi suaminya.


Penjaga kos pun mencoba mencari tahu dengan mendatangi kamar ADP.


Karena tak ada respons dari dalam, penjaga akhirnya membuka paksa jendela kamar yang kemudian diketahui mengalami kerusakan akibat dicongkel.


Berdasarkan rekaman CCTV, tampak penjaga kos bersama seorang pria lainnya berupaya membuka paksa jendela dan pintu kamar, yang saat itu terkunci dari dalam.


Polisi menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan tidak ada barang milik ADP yang hilang.


ADP diketahui merupakan warga asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.


Korban tinggal seorang diri di kamar kos tersebut. Sedangkan, istrinya berada di Yogyakarta


Sumber: Wartakota 

Halaman:

Komentar