Pemimpin generasi kedua, Dhanin Chearavanont, membawa CP Group masuk ke era modern dengan ekspansi agresif dan kemitraan strategis global.
Saat ini, cucunya yang sekaligus menjadi salah satu orang terkaya di Thailand, Korawad Chearavanont, ikut membawa warna baru dalam bisnis keluarga Chearavanont melalui startup teknologi bernama Amity.
Amity diketahui sebagai perusahaan yang berfokus pada solusi komunikasi korporat berbasis AI, yang sekaligus menunjukkan transisi bisnis dari industri tradisional ke dunia digital.
3. Keluarga Hartono
Total kekayaan: US$42.2 miliar
Perusahaan: Djarum Group
Sektor bisnis: Rokok, perbankan, properti, teknologi
Keluarga Hartono bukan hanya terkaya di Indonesia, tapi juga menjadi salah satu keluarga paling kaya di Asia.
Berdasarkan laporan dari Bloomberg, total kekayaan keluarga Hartono mencapai US$42.2 miliar.
Akar kekayaannya dimulai dari bisnis rokok ketika Oei Wie Gwan mengakuisisi perusahaan kecil di Kudus pada 1950, yang kemudian ia ubah menjadi Djarum.
Pasca wafatnya Oei pada 1963, kedua putranya, Michael dan Budi Hartono, tidak hanya melanjutkan bisnis rokok, tetapi juga melakukan diversifikasi besar-besaran, salah satunya dengan membeli saham di Bank Central Asia (BCA), yang saat ini menjadi bank swasta terbesar di Indonesia.
Kepemilikan mereka di bank BCA kini menjadi pilar utama kekayaan keluarga Hartono.
4. Keluarga Mistry
Total kekayaan: US$37,5 miliar
Perusahaan: Shapoorji Pallonji Group
Sektor bisnis: Konstruksi, infrastruktur, real estate, investasi strategis
Keluarga Mistry menjadi keluarga terkaya di Asia selanjutnya yang berasal dari India, setelah keluarga Mukesh Ambani.
Keluarga ini telah menjalankan bisnis keluarga yang telah berjalan lebih dari lima generasi.
Didirikan pada tahun 1865 oleh kakek buyut Pallonji Mistry, bisnis mereka bermula dari sektor konstruksi dan perlahan-lahan berkembang menjadi konglomerasi global.
Namun, salah satu aset terpenting keluarga Mistry, adalah kepemilikan saham besar di Tata Sons, induk dari Tata Group, yang diketahui mencapai US$400 miliar, yang mencakup otomotif, energi, teknologi, dan produk konsumen.
Meski bersifat tidak likuid, saham ini merupakan sumber utama kekayaan keluarga.
Saat ini, pengaruh Mistry dalam Tata Group telah berkurang, terutama setelah konflik antara Cyrus Mistry dan Ratan Tata beberapa tahun lalu.
Namun, keluarga ini tetap memainkan peran penting di balik layar dan masih aktif mengelola berbagai proyek teknik dan konstruksi di India dan Timur Tengah.
5. Keluarga Kwok
Total kekayaan: US$35.6 miliar
Perusahaan: Sun Hung Kai Properties
Sektor bisnis: Properti, perhotelan, keuangan
Keluarga Kwok adalah mendominasi properti di Hong Kong. Kisah mereka dimulai ketika Kwok Tak-seng mendirikan dan membawa Sun Hung Kai Properties ke publik pada tahun 1972.
Perusahaan ini dengan cepat menjadi raksasa pengembang properti di salah satu pasar real estat termahal di dunia.
Setelah wafatnya Tak-seng pada 1990, kepemimpinan beralih ke ketiga putranya, yaitu Walter, Thomas, dan Raymond.
Sayangnya, konflik internal memuncak pada tahun 2008, yang menyebabkan Walter dikeluarkan dari posisi ketua dan kendali akhirnya dipegang oleh Raymond.
Walaupun sempat diterpa kontroversi, termasuk kasus hukum dan perpecahan keluarga, di tahun 2025 ini kekuatan bisnis Keluarga Kwok khususnya di Asia masih terbilang cukup tetap tangguh.
Hingga kini, Sun Hung Kai Properties terus membangun proyek besar dan menguasai berbagai aset premium di Hong Kong, Cina, dan luar negeri.
Sumber: Inilah
Artikel Terkait
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Disita
Kalah Telak! Mr J PSI Tumbang di Tangan Anak Buah Prabowo
Pemkot Surabaya Gandeng Densus 88, Ini Tujuan dan Langkah yang Akan Dilakukan
Prabowo Izinkan Jokowi Diadili? Ini Kata Pengamat Soal Sinyal Purbaya