Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan revisi Undang-undang Tentara
    Nasional Indonesia (RUU TNI) pada Kamis (20/3/2025), meskipun tindakan
    tersebut dikecam keras oleh publik.
  
  
    Bukan tanpa sebab, sebagian besar masyarakat menilai jika RUU TNI berpotensi
    akan menghidupkan Kembali dwifungsi ABRI. Menanggapi kehebohan ini, Anies
    Baswedan pun turut buka suara. Melalui akun X resminya, Anies Baswedan
    mengaku bahwa ia pun mendapat pertanyaan perihal revisi UU TNI ketika hadir
    dalam diskusi di UII Yogyakarta.
  
  
    "Revisi UU TNI yang baru disahkan menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah ini
    benar-benar membawa perbaikan atau malah membuka ruang bagi tantangan baru?
    Ini adalah tentang menjaga profesionalitas TNI dan kemurnian demokrasi,"
    tulis mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tersebut.
  
  
    Anies Baswedan menambahkan bahwa publik menginginkan agar TNI berfokus pada
    tugas utama dan mempertanyakan mengenai proses revisi yang terkesan
    diburu-buru.
  
  
    "Kita semua ingin TNI yang kuat, profesional, dan fokus pada tugas utamanya,
    yaitu menjaga pertahanan dan kesatuan negara. Jangan sampai revisi ini
    justru membebani TNI dengan tugas-tugas baru yang bisa mengalihkan dari
    fokus utamanya. Salah satu yang jadi perhatian: proses revisi ini berjalan
    sangat cepat. Publik sulit mengakses draf finalnya, forum diskusi pun minim.
    Kalau kebijakan dibuat terburu-buru, bagaimana memastikan hasilnya
    benar-benar baik bagi negara dan utamanya bagi TNI sendiri?" tambah Anies
    Baswedan.
  
  
    Lebih lanjut, Anies Baswedan pun mempertanyakan fungsi revisi UU TNI yang
    menyelesaikan masalah internal di dalam angkatan bersenjata tersebut.
  
  
    "Jika revisi ini bertujuan memperkuat TNI, kita harus pastikan ada
    rambu-rambu hukum yang jelas. Apa mekanisme pengamannya? Bagaimana
    memastikan bahwa perubahan ini tidak akan membawa dampak di luar niat awal
    pembuat kebijakan? Selain itu, apakah revisi ini menyelesaikan masalah di
    internal TNI? Salah satu tantangan besar di TNI adalah meritokrasi dalam
    jenjang karier. Kita ingin tentara-tentara terbaik mendapat promosi karena
    prestasi, bukan karena faktor non meritokratik," imbuhnya.
  
  
    Anies Baswedan merasa jika revisi UU TNI harus dikawal dengan hati-hati
    karena masyarakat ingin melihat TNI yang semakin kuat.
  
  
    "Kita semua ingin melihat TNI yang makin profesional, kuat, dan dihormati,
    baik di dalam negeri maupun internasional. Seluruh rakyat mencintai TNI yang
    profesional dan berpihak pada rakyat. Maka justru karena itu, kebijakan ini
    harus dikawal dengan hati-hati," pungkasnya.
  
  
    Baca Juga: RUU TNI Sah Jadi UU, Muzani Tegaskan Tidak Ada Dominasi Militer
    dalam Kehidupan Sipil
  
  
    Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tersebut juga
    menyinggung ucapan Soekarno perihal angkatan militer yang dilarang untuk
    mencampuri ranah politik.
  
  
    "Bung Karno pernah bicara: Angkatan perang jangan masuk dan terlibat
    politik. Jend. Soedirman, seberapapun tak setuju dengan keputusan
    pemerintah, selalu mendukung kewenangan pemerintah yang sah dan berfokus
    pada penguatan kemampuan utama TNI. Ini adalah warisan yang harus kita
    jaga," jelasnya.
  
  
    Anies Baswedan kembali mengingatkan masyarakat agar menjaga kemurnian
    demokrasi dan selalu memperhatikan keputusan besar yang diambil oleh
    pemerintah.
  
  
    "Indonesia kini telah menempuh perjalanan panjang dalam menjaga kemurnian
    demokrasi. Proses revisi UU TNI ini perlu dipandang bukan sekadar satu
    kebijakan hukum, tapi bagian dari ikhtiar besar kita dalam membangun negara
    yang kuat dan demokratis. Maka, keputusan sebesar ini perlu kehatihatian.
    Bukalah ruang diskusi yang lebih luas, saksama, dan partisipatif. Mari
    diskusikan bersama rakyat, di kampus, di pasar, di warkop. Karena TNI adalah
    milik rakyat dan bagian dari rakyat. Biarkan rakyat di mana-di mana boleh
    ikut membahas," sambungnya.
  
  0/ Dalam diskusi di UII Yogyakarta tadi ada yang menanyakan pada saya terkait Revisi UU TNI. Saya bagikan di sini poin-poin pentingnya ya. 🧵 pic.twitter.com/cLTGSHR7Hi
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) March 21, 2025
Tanggapan Anies Baswedan perihal RUU TNI tersebut hingga kini telah disukai
    sebanyak lebih dari 61.000 kali dan menuai beragam komentar dari pengguna X
    lainnya. Tak sedikit warganet yang mendukung pernyataan dari Anies Baswedan.
  
    "Sumpah Pak Anies bijak banget pake kata-kata 'membebani TNI' daripada
    'merugikan sipil', kayak kesannya TNI TNI nih juga harusnya mikir gitu loh,"
    komentar @heheh******
  
  
    "Nggak ada satu poin pun, baik implisit atau eksplisit, yang menyatakan
    persetujuan dengan UU TNI ini. Sebaliknya, ada deretan kritik yang
    menunjukkan ketidaksetujuan. This is good. Ini bukan abu-abu. Ini
    soft-spoken," tambah @aria*******
  
  
    "Yang pinter begini kok nggak kepilih, dicurangin, dibenci, dihina,
    ditakutin, dibuang, dibully. Jelas-jelas beliau pinter banget, setiap
    perkataan beliau pasti dikasih poin-poin pentingnya agar kita bisa mengerti.
    Yang kepilih malah nggak bisa berdebat, ditanya menghilang. Hadeh," timpal
    @cozy*******
  
  
    "Tolong itu pemerintah coba jelasin gunanya ngesahin revisi UU TNI pakai
    Bahasa yang enak dibaca dan mudah dimengerti kayak gini. Jangan bisanya
    ngatain rakyat kampungan, goblok, anjing menggonggong. Coba sekali-kali jadi
    orang beretika dan bijak gitu loh, jangan nyusahin doang kerjaannya,"
    sambung @kangk****
  
  
    "Draft yang nggak bisa diakses dan ketok palu yang terlihat terburu-buru
    adalah warisan dari presiden sebelumnya. Jangan nyesel kalua kalian memilih
    keberlanjutan hasilnya juga pasti sama seperti sebelumnya. Semoga Pak Anies
    diberi Kesehatan," tulis @aidon********
  
  
    Sumber:
    suara
  
  
    Foto: Potret Anies Baswedan. [Instagram/aniesbaswedan]
  
   
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Balita 3 Tahun Tewas Tenggelam di Parit Kubu Raya: Kronologi Lengkap & Fakta
Mahfud MD Pertanyakan Jaminan Indonesia ke China untuk Proyek Kereta Cepat Whoosh: Analisis Kontroversi & Risiko Utang
Hubungan Sipil-Militer Indonesia: Kunci Menuju Negara Berdaulat dan Kesejahteraan Rakyat
Truk Anjlok di Kosambi Tangerang Pagi Ini, Lalu Lintas Macet Parah