Dua Capres Iran Mundur Beberapa Jam Jelang Pemilu

- Jumat, 28 Juni 2024 | 08:30 WIB
Dua Capres Iran Mundur Beberapa Jam Jelang Pemilu

Di antara warga Iran yang ragu-ragu dalam memilih, jajak pendapat menunjukkan 37,8 persen mendukung Pezeshkian, 2,3 persen untuk Jalili, dan 1,7 persen untuk Ghalibaf.


Sementara  Pourmohammadi menerima kurang dari 1 persen di setiap kategori.


Sementara itu, survei tanggal 20 Juni dari Badan Pemungutan Suara Mahasiswa Iran yang berafiliasi dengan pemerintah menunjukkan Jalili mendapat dukungan 26,2 persen, Pezeshkian dengan 19,8 persen dan Ghalibaf dengan 19 persen.


Debat presiden terakhir berlangsung pada 24-25 Jun9 dan didominasi oleh kebijakan luar negeri.


Ghalibaf, Ghazizadeh Hashemi, Jalili dan Zakani mengkritik mantan Presiden Hassan Rouhani atas cara dia menangani perjanjian nuklir.


Pezeshkian, sekutu Rouhani dan pembela perjanjian tersebut, menuduh para pesaingnya gagal memberikan alternatif terhadap perjanjian tersebut.


Jumlah pemilih tahun ini diperkirakan mencapai rekor terendah. Sebanyak 65,5 persen responden dalam jajak pendapat GAMAAN mengatakan mereka tidak akan memilih dalam pemilu.


Hanya 22,4 persen yang menyatakan akan memilih dan 12,1 persen lainnya masih ragu-ragu.


Penentangan terhadap sistem Republik Islam secara keseluruhan menjadi alasan yang diberikan oleh 67,6 persen responden yang tidak memberikan suara.


Dalam jajak pendapat ISPA, 42,5 persen sudah pasti memutuskan memilih.


Jumlah pemilih yang berpartisipasi dalam pemilihan presiden terakhir Iran adalah 48,8 persen, terendah sejak berdirinya Republik Islam.


Jumlah pemilih yang berpartisipasi dalam pemilihan parlemen bulan Maret di Iran adalah sekitar 41 persen, angka terendah sejak 1979.


Dalam pidatonya pada hari Selasa, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyerukan partisipasi seluruh pemilih Iran dalam pemilu.


Dia menghindari mengkritik kandidat mana pun secara langsung, namun menyarankan para kandidat untuk tidak bekerja sama dengan pihak-pihak yang menjalin kerjasama dengan Amerika Serikat.


Diperlukan lebih dari 50 persen suara untuk memenangkan pemilu. Jika tidak ada calon yang mencapainya, maka akan diadakan pemilihan putaran kedua antara dua calon yang memperoleh suara terbanyak.


Sumber: RMOL

SEBELUMNYA

Halaman:

Komentar