Dijelaskan Haris, ada beberapa perbedaan tentang jenis pajak berdasarkan regulasi lama yaitu UU No 28 Tahun 2009 tentang PDRB dengan UU No 1 Tahun 2022 tentang HKPD.
Baca Juga: Haris dan Fatia divonis bebas, majelis menganggap tidak unsur pidana penyebaran berita bohong
Merujuk UU No 28 Tahun2009, pajak yang dipungut berdasarkan penetapan antara lain, air tanah, reklame dan PBB-P2.
Sedangkan pajak yang bisa dihitung, dilaporkan dan dibayarkan oleh wajib pajak sendiri di antaranya, pajak hotel, restoran, hiburan, Pajak Penerangan Jalan (PPJ), Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB), parkir dan BPHTB.
Sementara itu, UU No 1/2022 mengatur jenis pajak yang dipungut berdasarkan penetapan adalah PBB-P2, reklame, PAT, opsen PKB, dan opsen BBNKB.
Sedangkan pajak yang dipungut berdasarkan perhitungan sendiri oleh wajib pajak, antara lain, BPHTB, PBJT atas makan atau minum (restoran), perhotelan, parkir, tenaga listrik, kesenian dan hiburan serta MBLB.
Untuk itu, Haris berharap, demi kelancaran pelaksanaan pelaporan serta pembayaran pajak daerah, para wajib pajak diimbau melakukan penyesuaian sesuai regulasi yang sudah ada.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmerapi.com
Artikel Terkait
Jadwal Timnas Indonesia U-17 Vs Brasil U-17 di Piala Dunia 2025: Nova Arianto Ungkap Formula Kejutan!
Trump Ancam Hentikan Bantuan AS ke Israel Jika Tepi Barat Dicaplok
3 Rute Penerbangan Indonesia ke Arab Saudi 2024: Bandara, Maskapai & Tips Booking
Gaji PPPK 2025: Ini Besaran Lengkap per Golongan & Tunjangannya!