GELORA.ME - Sekelompok mantan tentara Pasukan Pertahanan Israel menyerukan kepada pemerintah Israel untuk melakukan tindakan yang benar dalam perang melawan Hamas.
Ori Givati, direktur advokasi Breaking the Silence, sebuah kelompok veteran Israel yang menentang pendudukan Israel di wilayah Palestina, mengatakan bahwa ia yakin Israel memang seharusnya merespons serangan 7 Oktober tersebut—namun mereka harus melakukannya dengan cara yang tidak begitu kejam.
“Perang ini berbeda dari semua operasi lainnya karena pembantaian tersebut,” kata Givati kepada The Daily Beast.
“Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri dari Hamas. Tapi itu tidak berarti kita bisa melakukan apa pun yang kita inginkan,” lanjutnya.
Breaking the Silence yang juga terkena dampak serangan mendadak Hamas percaya bahwa Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri melawan Hamas. Tapi, organisasi tersebut mengatakan bahwa pemerintah harus mengambil keputusan berbeda mengenai cara menghadapi Hamas.
“Saat ini kepemimpinan, cara mereka berbicara… beberapa dari mereka berbicara tentang pemukiman kembali di Gaza. Beberapa dari mereka berbicara dengan alasan balas dendam, bahwa kita harus meratakan Gaza dan hal-hal seperti itu. Semua hal ini sangat meresahkan karena dua alasan,” kata Givati.
“Pertama, karena tentu saja mereka tidak bermoral dan tidak berperikemanusiaan. Kedua, operasi tersebut harus berakar pada visi yang dapat menciptakan jalan menuju perdamaian di masa depan, bukan menciptakan jalan yang akan mengembalikan kawasan ini ke status quo yang tidak dapat dipertahankan karena adanya permusuhan dan kebencian yang terus berlanjut,” katanya.
“Kita harus memahami ke mana tujuan kita selanjutnya,” kata Givati, sambil menekankan bahwa pemerintah Israel tidak boleh melakukan apa pun hanya untuk membalas dendam, melainkan untuk mencapai resolusi politik.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
3 Jalur Alternatif Bengkulu ke Padang 2024: Rute Tercepat & Paling Aman
KPK Percepat Penyelidikan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Imbau Pihak Terkait Kooperatif
Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Tangsel, 180 KK Terdampak Banjir
KPK Selidiki Dugaan Markup Proyek Kereta Cepat Whoosh: Fakta Terbaru!