GELORA.ME - Krisis pangan yang tengah terjadi di Gaza semakin parah usai pabrik gandum terbesar satu-satunya di Jalur Gaza, berhenti beroperasi usai dibombardir militer Israel.
"Pabrik gandum Al-Salam diserang artileri Israel pada Rabu malam, yang membuatnya berhenti beroperasi," sebut Elias Awad, seorang distributor tepung di Gaza tengah dan selatan.
Dia mengkhawatirkan permasalahan lebih jauh bagi rakyat Gaza setelah penutupan pabrik tersebut, karena menurut perjanjian internasional, pemerintah Palestina tidak dapat mengimpor tepung gandum dan sebaliknya harus membeli komoditas penting tersebut dari pedagang Israel.
"Jalur Gaza terikat dengan Otoritas Palestina, yang menurut Protokol Paris, pedagang Palestina tidak dapat mengimpor gandum langsung dari negara-negara penghasil gandum, melainkan membeli dari pedagang Israel dan menyimpannya di silo-silo," ujar Awad.
Dia mengatakan Al-Salam sebagai "pabrik terbesar di Jalur Gaza yang memproduksi tepung.
" pabrik itu memiliki produksi dan gudang penyimpanan terbesar dengan kapasitas tujuh ribu ton, sebelum perang" kata dia. "Kami biasanya memproduksi 350 ton tepung dan sekitar 100 ton pakan ternak." lanjutnya.
Artikel Terkait
Jadwal & Link LIVE Streaming Indonesia U-17 vs Zambia U-17 di Piala Dunia U-17, 4 November 2025
PBB Ungkap Pembantaian RSF di El Fasher: Ratusan Warga Sipil Tewas dalam Serangan
Formula Baru Upah Minimum 2026 Diumumkan 21 November 2025, Ini Tujuannya
Sertijab Kadispenad 2025: Brigjen Wahyu Yudhayana Serahkan Jabatan ke Kolonel Donny Pramono