Keputusan McDonald's tidak hanya mempengaruhi sentimen di Israel, tetapi juga menciptakan efek gelombang di tingkat internasional. Sebuah kerumunan besar dilaporkan berkumpul di luar gerai McDonald's di Beirut, Lebanon untuk memprotes langkah perusahaan ini.
Tak hanya di Lebanon, mengutip dari BNN.Network, boikot ini juga diakukan banyak warga Mesir yang memilih untuk mengekspresikan pandangan politik dan solidaritas mereka terhadap perjuangan Palestina dengan menghindari jaringan restoran cepat saji Amerika tersebut.
A large crowd of citizens gathered in front of the famous fast food restaurant #McDonald’s in #Saida in protest against its support for Israel in its war on #Palestine. pic.twitter.com/l6sDGkX0M0
Keputusan korporasi ini muncul di saat konflik regional mencapai tingkat yang sangat memprihatinkan. Lebih dari 1.100 orang dilaporkan tewas sejak Hamas melancarkan serangan mendadak di Israel bagian selatan dari Gaza. Israel merespons dengan penempatan pasukan dan serangan udara, yang semakin memperburuk konflik.
Hingga saat ini, McDonald's belum menanggapi boikot tersebut. Sikap diam sebagai perusahaan multinasional, McDonald's berada pada persimpangan penting antara kepentingan bisnis dan etika sosial-politik. Bagi sebagian orang, penyediaan makanan kepada tentara Israel adalah tindakan solidaritas. Namun, bagi banyak pihak lainnya, termasuk mereka yang mendukung Palestina, ini adalah tindakan yang memihak dan melupakan kompleksitas serta tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Palestina.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG