Pada kondisi rata-rata upah/gaji bersih di atas sekalipun, terdapat sektor perekonomian yang membayar lebih tinggi relatif jauh di atas rata-rata, seperti pada sektor transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, aktivitas keuangan dan asuransi, real estate, jasa perusahaan, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, dan jasa pendidikan.
Jadi, persoalan buruh mengemuka terutama ditemukan pada sektor industri pengolahan, yang sekalipun sangat sedikit berada di atas rata-rata upah. Tidak mengherankan, apabila tenaga kerja yang sering berdemonstrasi adalah buruh industri pengolahan, apabila mereka telah berumah tangga dan berusia semakin tua.
Namun upah yang lebih rendah dari rata-rata, misalnya pada sektor pertanian dalam arti luas dan sektor jasa lainnya ternyata relatif jauh dari urusan demonstrasi.
Di samping itu, data tandingan yang membantah keteraniayaan buruh/karyawan/pegawai dapat dilihat pada data distribusi simpanan bank umum.
Data menjelaskan sebanyak 98,7 persen nasabah mempunyai simpanan Rp100 juta ke bawah pada 0,5 miliar nomor rekening. Juga data tabungan bruto dari penggunaan rumah tangga sebesar Rp852,15 trillion per tahun 2021, ketika total sumber rumah tangga sebesar Rp10,09 ribu triliun.
Oleh karena itu, kegiatan demonstrasi buruh, baik aliansi aksi sejuta buruh termasuk longmarch Bandung-Jakarta dalam menolak UU Cipta Kerja dan UU Kesehatan, maupun uji formil dan uji materiil di Mahkamah Konstitusi perlu dicermati.
Terlebih pada tahun-tahun politik menjelang pemilu 2024, yang sarat manuver kepentingan politik kelompok-kelompok kepentingan dan partisan, yakni ketika angka di atas menunjukkan perbedaan yang mendasar.
(Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef); pengajar Universitas Mercu Buana)
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Shell dan TotalEnergies Catat Penurunan Laba, Ini Penyebab dan Proyeksi Harga Minyak
Hujan Es Tangerang 2025: Penyebab, Dampak, dan Penjelasan BMKG
Bestari Barus Buka Suara Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ini Alasan Kontroversialnya
Kota Wisata Ecovia Cibubur: Hunian Hijau Harga 1,8 M oleh Sinar Mas Land