Pensiunan Jenderal Ini Pernah Mempertanyakan Keberadaan Tuhan, Langsung Yakin Saat Ujian Matematika

- Kamis, 06 Juli 2023 | 23:00 WIB
Pensiunan Jenderal Ini Pernah Mempertanyakan Keberadaan Tuhan, Langsung Yakin Saat Ujian Matematika

GELORA.ME -  Ini kisah Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo. Mantan Danjen Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pernah mencari keberadaan Tuhan.


Pria yang dijuluki sebagai Bima karena postur dan kumis tebalnya ini, ternyata pernah gamang tentang keberadaan Tuhan.


Saat itu, jenderal asal Piyungan, Bantul ini masih duduk di bangku SD. Bagyo, demikian kedua orang tuanya memanggilnya, saat kecil kerap bertanya-tanya dalam hati, benarkah salat dan mengaji itu sekadar rutinitas?.


Ataukah ibadah itu hanya lantaran keturunan? Hanya semacam tradisi lantaran orang-orang terdahulu melakukannya.


Di Desa Piyungan, Bantul, DIY, Bagyo seperti anak-anak kebanyakan seusai salat Magrib, langsung belajar mengaji.


Kebiasaan salat dan mengaji bersama itu sudah turun-temurun yang dilakukan tak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa.


Kebiasaan warga di kampung ini juga yang dilakukan keluarga Bagyo.


Apalagi, rumah Bagyo letaknya berdekatan dengan masjid.


Seperti anak-anak seusianya, Bagyo juga mengaji usai salat.


Kegundahan itu semakin hari makin memenuhi pikirannya.


Mulailah tiga dari lima bersaudara putra dari pasangan Yakub Hadi Siswoyo dan Sukiyah itu bertanya pada diri sendiri.


“Benarkah Tuhan ada?,” kata Bagyo seperti ditulis Carmelia Sukmawati dalam buku ‘Subagyo HS Kasad dari Piyungan”.


Pikiran tentang Tuhan itu tulis Carmelia, melintas begitu saja di benak Bagyo.


Tak pula tebersit apakah pikiran semacam itu layak untuk seorang bocah yang masih SD.


Pertanyaan tentang Tuhan itu terus berkecamuk.


Namun, sebuah momen mengubah segalanya.


Ujian matematika yang menepis segala kegamangan tersebut, lalu mengubahnya menjadi sebuah keyakinan yang kokoh di hati Bagyo.


Semasa bersekolah SD, salah satu pelajaran agama yang diingat Bagyo yakni orang yang dikabulkan doanya oleh Allah SWT yakni orang berpuasa, menderita dan memohon dengan tulus.


Di sekolah, pelajaran paling sulit yang dirasakan Bagyo adalah matematika. Dia selalu mendapatkan nilai jelek pada mata pelajaran itu.


Hari itu, dengan kepolosannya dan tanpa keraguan, dia pun memanjatkan doa.


“Tuhan, kalau benar Engkau ada, saya minta ujian saya lulus dengan nilai 8 semua,” ucap Bagyo kecil.


Menurut Carmelia, memperoleh nilai 8, tentu akan menjadi sesuatu yang luar biasa.


Sungguh ajaib! Doa yang dipanjatkan pria kelahiran 12 Juni 1946 itu, dikabulkan Allah SWT.


Bagyo mendapat nilai 8 untuk semua mata pelajaran dalam ujian akhir sekolah (UAS) kelas 6. Tak terkecuali Matematika.


Deretan nilai itu kontan membuatnya bangga dan bahagia teramat sangat.

Halaman:

Komentar