Rismon menuding bahwa kebingungan ini terjadi akibat pernyataan sepihak dari Rektor UGM, Ova Emilia. Menurutnya, pernyataan rektor yang kerap disampaikan kepada publik tidak didasari temuan fakta dari tim ahli atau dewan guru besar UGM.
"Hal-hal yang teknis tidak pernah terjawab oleh rektor karena statementnya berdiri sendiri," ujar Rismon. Ia menantang agar UGM membentuk dewan guru besar untuk mengkaji semua fakta secara komprehensif.
Kisruh Status Kasmudjo: Dari Pembimbing hingga Tidak Dikenal
Kontroversi peran Kasmudjo telah melalui beberapa fase klaim yang saling bertolak belakang:
- 2017: Jokowi dalam Dies Natalis UGM menyebut Kasmudjo sebagai dosen pembimbing skripsi yang galak.
- Mei 2025: Usai mengunjungi Kasmudjo, Jokowi merevisi pernyataannya. Ia menyebut Kasmudjo adalah dosen pembimbing akademik, dan pembimbing skripsinya adalah Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitra.
- Juni 2025: Saat didatangi Rismon Sianipar, Kasmudjo membantah lebih jauh. Ia menyangkal pernah menjadi pembimbing akademik maupun skripsi Jokowi, dengan alasan pangkatnya saat itu (Golongan IIIB) belum memungkinkan untuk membimbing skripsi.
Klaim terbaru dari Rismon Sianipar ini semakin memperkeruh suasana, dengan menyatakan bahwa hubungan antara Kasmudjo dan Jokowi bahkan tidak sampai pada tingkat saling mengenal.
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Sjafrie Sjamsoeddin: Menteri Pertahanan atau New Luhut? Analisis Peran & Tugas