Desakan Mundur Gus Yahya dari Ketum PBNU: Awan Kritik Manuver Politik dan Minta Gus Ipul Mundur

- Minggu, 23 November 2025 | 08:50 WIB
Desakan Mundur Gus Yahya dari Ketum PBNU: Awan Kritik Manuver Politik dan Minta Gus Ipul Mundur

Lebih lanjut, Muhaimin menyoroti penyelesaian masalah internal PBNU. Ia menyatakan bahwa Saifullah Yusuf atau Gus Ipul juga perlu bertanggung jawab dengan mengundurkan diri dari jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU.

"Ya itu dua-duanya simultan. Pihak elite NU juga memperbaiki diri ya. Satu contoh misalnya ya, fatsun-nya kan enggak elok, Ipul (Saifullah Yusuf) itu ya harus mundur dari sekjen atau dari menteri gitu, sehingga tidak ada abuse of power," jelasnya.

Isi Keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU

Sebelumnya, Rais Aam PBNU telah meminta Ketua Umum PBNU Gus Yahya untuk mundur dari jabatannya. Keputusan ini tercantum dalam risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang digelar pada Kamis (20/11/2025).

Berdasarkan hasil rapat tersebut, Gus Yahya diberikan waktu tiga hari untuk mengundurkan diri secara sukarela. Jika tidak memenuhi tenggat waktu tersebut, Rapat Harian Syuriyah PBNU akan mengambil langkah pemberhentian.

Latar Belakang Keputusan Rapat

Rapat Harian Syuriyah PBNU mencatat beberapa poin penting yang melatarbelakangi keputusan tersebut:

  • Keikutsertaan narasumber terkait jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) dinilai melanggar nilai Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah.
  • Pelaksanaan AKN NU dengan narasumber tersebut dianggap mencemarkan nama baik organisasi, terutama di tengah praktik genosida yang dilakukan Israel.
  • Tata kelola keuangan PBNU diduga mengandung pelanggaran terhadap hukum syara' dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Rapat yang dihadiri 37 dari 53 orang anggota ini akhirnya menyerahkan keputusan final sepenuhnya kepada Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam.

Halaman:

Komentar