2. Melemahnya Kualitas Kerja
Ia menilai terjadi pergeseran dimana pekerjaan part-time bertambah, sementara pekerjaan full-time berkurang. "Banyak yang dihitung itu disebut sebagai bukan pengangguran, padahal mereka itu kerja part time, dengan jam kerja dan penghasilan yang amat tidak layak," katanya.
3. Dominasi Pekerja Informal
Sebanyak 60 persen tenaga kerja Indonesia masih berstatus informal dengan upah cenderung rendah dan minim perlindungan sosial serta hukum.
4. Tingginya Pengangguran Anak Muda
Anies menekankan bahwa pengangguran di kalangan anak muda tetap paling tinggi, padahal mereka adalah kelompok yang paling semangat namun paling sulit memasuki dunia kerja.
5. Kenaikan Upah yang Kalah dari Inflasi
Meski inflasi rendah di level 2,3 persen, kenaikan upah rata-rata hanya 1,8 persen. "Jadi pantas ya kalau banyak yang merasa apa yang ada di berita itu beda dengan apa yang ada di dompet, di pasar sepi, cicilan makin berat, grup chat alumni isinya cari info loker," ujarnya.
Anies Dorong Keterbukaan Data yang Jujur dan Lengkap
Anies menuturkan bahwa publik akan lebih mudah mendukung pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja formal dan full-time yang bermartabat jika data pengangguran dibuka dengan jujur dan lengkap.
Dengan data yang komprehensif, menurutnya, pekerja informal dapat naik kelas dan penyerapan tenaga kerja muda dapat dioptimalkan melalui ekosistem usaha yang adil.
Artikel Terkait
KPK Dituduh Tak Berani Usut Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Ternyata Ini Dalang di Baliknya
Ekonom Tantang Menkeu Purbaya Turunkan PPN & Cukai: Solusi Atasi Daya Beli atau Bencana Negara Zombie?
KPK Didorong Periksa Jokowi & Luhut, Ini Fakta Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh
Purbaya Yudhi Sadewa: Analisis Kinerja Menkeu dan Peringatan Hensat Soal Harapan Kaya Raya