"Apalagi ada bahasa kudeta, terorisme, itu oke, tetapi sampaikan bahwa kemarahan ini karena pejabat anda, karena menteri anda, karena anggota DPR yang kemudian tunjangannya dinaikkan terus," sambungnya.
Dalam penilaiannya, Sri Mulyani menjadi simbol kebijakan pemerintah yang justru memperlebar jarak dengan rakyat.
“Yang namanya Sri Mulyani kenapa bisa jadi menteri seumur hidup? Sederhana saja, dia bisa melakukan finishing touch melayani semua pejabat, dinaikkan semua tunjangan, dinaikkan semua gaji pejabat,” tegasnya.
Pangi menilai kondisi tersebut membuat rakyat semakin kehilangan kepercayaan pada elite politik, sementara kebijakan ekonomi yang diambil justru dianggap tidak berpihak.
"Pejabat tidak sense of politik, tidak menyatu dengan rakyat. Itu yang terjadi hari ini," pungkasnya
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Klaim Bombshell Rismon Sianipar: Kasmudjo Tak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ijazah UGM Dipertanyakan