Prediksi Kuat: KDM Cawapres Gibran di 2029!

- Jumat, 08 Agustus 2025 | 20:40 WIB
Prediksi Kuat: KDM Cawapres Gibran di 2029!




GELORA.ME - Warganet sudah memprediksi bahwa Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM akan menjadi Cawapres Gibran di 2029.


"Mark my words (catat kata-kataku) :


KDM cawapres Gibran di 2029," cuit akun X @footb.all_garin.


"Dua penghancur nusantara," komen netizen lain.


KDM ini adalah type politikus kutu loncat. Dulu Golkar, terus pindah ke Gerindra.


Jadi kalau 2029 harus berhadapan dengan Prabowo (kalau Prabowo masih hidup), tak susah bagi KDM untuk meninggalkan Gerindra.


Apalagi putusan MK terbaru mulai Pemilu 2029 sudah dihapus syarat 20% Presidential threshold, artinya semua partai politik peserta pemilu bisa mengajukan pasangan Capres dan Cawapres. 


CATAT: SEMUA PARPOL PESERTA PEMILU. BAIK YANG PUNYA KURSI DI DPR MAUPUN YANG TIDAK PUNYA KURSI.


Gibran sudah dipersiapkan partainya PSI yang kemarin sudah ganti logo jadi gajah dan bapaknya Gibran juga sudah menyatakan ALL OUT untuk PSI.


Kalau Prabowo tidak mau kecolongan di 2029, ya dari sekarang harus segera tuh "diamputasi" posisi Wapres.


Surat usulan Pemakzulan Wapres yang diajukan Forum Purnawirawan TNI sudah dikirim ke DPR dan MPR.


Tinggal menunggu "restu" Prabowo, masuk tuh barang.


Toh sekarang SEMUA PARTI DI DPR adalah pendukung Prabowo.


BUKTINYA kemarin usulan ABOLISI DAN AMNESTI yang diajukan Prabowo disetuji secara bulat oleh DPR.


JANGAN NUNGGU GAJAH JADI BESAR.... NANTI DISRUDUK MAMPUS LU


MUMPUNG MASIH 'ANAK' GAJAH, DO IT NOW.


👇👇



Skenario Pecah Kongsi Prabowo-Dedi Mulyadi




Popularitas Gubenur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa KDM terus meroket. 


Tak hanya warga Jawa Barat, nama Dedi juga semakin akrab di telinga publik nasional. 


Aksi-aksi blusukan dan kebijakan kontroversial Dedi jadi perbincangan hangat di kalangan warganet. Ada yang gila-gilaan mengapresiasi, ada pula yang menghujat. 


Peningkatan kepopuleran Dedi setidaknya terekam dari kinerja akun @KANGDEDIMULYADICHANNEL


Channel Youtube politikus Gerindra itu kini punya sekitar 7,55 juta pelanggan. 


Maret lalu, subscriber akun itu baru kisaran 6,3 juta orang. Mayoritas subscriber tentunya orang-orang yang suka dengan Dedi. 


Analis politik dari Universitas Jember, Muhammad Iqbal menilai Dedi sedang berinvestasi total untuk mengemas citra diri via media sosial.  


Bukan tidak mungkin modal itu nantinya dipakai untuk maju ke gelaran Pilpres 2029.


Peluang Dedi untuk maju terbuka setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 62/PUU-XXII/2024 menghapus ambang batas pencalonan presiden 20%. Jika Gerindra tak mencalonkannya, Dedi bisa saja dipinang oleh parpol lain. 


Dedi hampir pasti tak akan bisa menyalip Prabowo di Gerindra. 


Apalagi, parpol-parpol yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju Plus yakni PAN, Golkar dan PKS sudah lantang memberikan dukungan dini kepada Prabowo untuk kembali maju di Pilpres 2029. 


"Dukungan prematur itu sarat siasat partai agar terhindar dari isu reshuffle menteri-menterinya. Namun, itu juga sinyal kuat Prabowo jadi kandidat terkuat. Jauh dibandingkan KDM," kata Iqbal kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini. 


Manuver pindah parpol demi tiket pencapresan, menurut Iqbal, berisiko bagi Dedi. 


Pria yang akrab disapa KDM itu potensial jadi sasaran operasi politik rezim Prabowo. 


Seperti Jokowi pada era pemintahannya, Iqbal berpendapat Prabowo bisa menyandera Dedi menggunakan kasus-kasus hukum. 


"Watak politik komando Prabowo membuat keputusan yang ia anggap strategis, sebutlah membawa Indonesia masuk BRICS dan efisiensi anggaran, termasuk juga Revisi UU TNI, Revisi UU Polri, membentuk batalyon tentara di sektor pangan, pertanian dan kesehatan,proyek penulisan ulang sejarah versi resmi negara," kata Iqbal. 


Dinamikan politik Pilpres 2029, kata Iqbal, sangat tergantung pada kinerja masing-masing tokoh. 


Ia mencontohkan skenario perekonomian nasional memburuk pada era Prabowo dan elektabilitasnya menurun di Pemilu 2029. Di sisi lain, Jabar justru maju di tangan Dedi. 


Pada situasi semacam itu, Prabowo dan Dedi bisa saja pecah kongsi. 


Namun, Dedi bisa juga diposisikan Gerindra sebagai pendulang suara bagi Prabowo di 2029. 


Pada Pilpres 2024, Dedi jadi salah satu tokoh vote getter untuk pasangan Prabowo-Gibran di Jabar. 


"Semua berpulang kepada political will Prabowo dan kinerja politik KDM sebagai Gubernur Jabar. Kalau membaca manuver Prabowo saat ini yang semakin mesra dengan SBY, bisa saja Prabowo lebih sreg bersama AHY jadi cawapres atau bahkan Puan Maharani bila menelisik panggung belakang politik kemesraan Prabowo bersama Megawati," kata Iqbal. 


Sejauh ini, Iqbal melihat narasi politik Dedi beririsan positif dengan gaya politik komando Prabowo. 


Salah satu yang paling mencolok adalah mengirim anak sekolah bermasalah ke barak militer. 


"Itu semua sejatinya potensial jadi nutrisi bergizi gratis bagi Partai Gerindra," kata Iqbal. 


Senada, analis politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan berpendapat kecil kemungkinan Dedi bakal kembali lompat pagar jelang Pilpres 2029. 


Ia meyakini Prabowo masih bakal jadi pemegang kendali kekuasan yang masih sangat dominan jelang Pilpres 2029. 


"Sebab, keluar dari Gerinda dan berlawanan dengan Prabowo juga termasuk bisa merugikan Dedi Mulyadi karena Gerindra partai yang sedang berkuasa saat ini," kata Cecep, Sabtu (21/6).


Sebelum bergabung dengan Gerindra, Dedi ialah kader Golkar. 


Dengan sokongan Golkar, Dedi sukses menguasai Purwakarta selama dua periode dan melaju jadi anggota DPR RI. Jelang Pemilu 2024, Dedi pindah ke Gerindra. 


"Yang kemungkinan terjadi Dedi Mulyadi akan menjadi aset bagi Gerindra dalam urusan pendulang suara bagi Prabowo di 2029," kata Cecep. 


Sumber: Alinea

Komentar