GELORA.ME - Operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Kepala Dinas PUPR Sumatera Utara, Topan Obaja Putra Ginting, masih terus diperbincangkan publik.
Kini, muncul dugaan adanya tarik-menarik kepentingan di balik operasi tersebut.
Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, membongkar terkait langkah cepat KPK dalam menggelar OTT itu.
Ia menyebut bahwa penindakan di Medan semestinya merupakan bagian dari operasi yang telah lebih dulu dipantau dan dirancang oleh Kejaksaan Agung (Kejagung), namun KPK justru lebih dulu bergerak.
"Saya dapat info kalau OTT Medan Sumut itu awalnya sudah dirancang Jakgung," kata Ferdinand di X @ferdinand_mpu (1/7/2025).
Ferdinand bilang, operasi itu sudah menjadi target pengawasan Kejagung dalam beberapa waktu terakhir.
Namun, ia menduga adanya kebocoran informasi yang membuat KPK tiba-tiba bertindak lebih cepat.
"Sudah dipantau beberapa waktu. Tapi bocor dan tiba-tiba KPK geruduk duluan," ucapnya.
Ferdinand bahkan secara terbuka mempertanyakan motif di balik langkah cepat KPK, mengaitkannya dengan upaya untuk melindungi Gubernur Sumut, Bobby Nasution yang merupakan menantu mantan Presiden Jokowi.
"Apakah KPK mendahului untuk mengamankan sang mantu?" cetusnya.
Ferdinand tidak kuasa menahan emosinya dengan memberikan kritik keras terhadap lembaga antirasuah tersebut.
"Ah, KPK memang ternak Mulyono," kuncinya.
Artikel Terkait
DPR Kena Prank? Dana Reses Rp702 M Bikin Warga Geram, Ternyata Ini Alasannya!
Prabowo vs Geng Solo: Rakyat Dukung Penuh Pemberantasan Korupsi!
Profesor Ikrar Bongkar Bahaya Legacy Jokowi: Syarat Wapres Tak Lulus SMP Ancam Masa Depan Indonesia!
Ijazah Jokowi & Gibran Diklaim Palsu, Iwan Fals Beri Sindiran Pedas!