GELORA.ME - Wakil Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan) Andi Azwan pasang badan untuk Gibran Rakabuming Raka di tengah desakan pemakzulan yang disampaikan oleh Forum Purnawirawan TNI.
Andi Azwan sebetulnya menghormati tuntutan Forum Purnawirawan TNI yang disampaikan lewat surat yang ditujukan kepada MPR dan DPR.
Dia menilai, usulan ini lebih bagus ketimbang hanya beredar di media sosial yang nanti menjadi bola liar.
Analisis tersebut disampaikan Andi Azwan dalam tayangan Indonesia Lawyer's Club yang diunggah pada Minggu (15/6/2025).
"Kita sangat menghormati beliau-beliau semua dan ya hak beliau untuk memajukan, melaporkan, atau memberikan surat untuk meminta pemakzulan Wakil Presiden Gibran melalui jalur resmi, yaitu dengan ke DPR dan MPR," kata Andi.
"Kita menghormati itu dan itu memang jalan yang terbaik. Jadi tidak ada lagi bicara tentang di TikTok maupun di sosmed yang mungkin nanti mengarahnya jadi bola-bola liar. "
Meski demikian, Andi Azwan menilai Presiden RI Prabowo Subianto masih happy-happy saja, dan tidak mempermasalahkan.
Dia kemudian bertanya apa urgensi Gibran harus dicopot.
"Pak Prabowo Subianto sudah happy itu, enggak ada permasalahan untuk itu. Nah, konteksnya apa sih urgensinya untuk menggantikan Mas Gibran?" kata Andi.
Andi pun meminta publik agar tidak meremehkan kapasitas Gibran sebagai Wapres RI.
Andi menilai, lepas dari tudingan publik yang menyebut Gibran hanya bisa plonga-plongo, namun anak sulung Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu jelas pasti akan tetap belajar.
Sebab, ada beberapa ketentuan di mana ia harus menggantikan Prabowo yang berhalangan.
"'Bagaimana kalau berhalangan Pak Prabowo tetap? Mas Gibran ini pasti enggak siap untuk itu.' Kan banyak yang bilang planga-plongo dan sebagainya," papar Andi.
"Itu saya rasa dia juga belajar biar bagaimanapun dengan mentor yang paling baik itu adalah dari Pak Jokowi dan Pak Prabowo sendiri," tambahnya.
"Artinya sedikit demi sedikit dia mampu untuk bisa menyerap ya dan bisa melakukan tugas-tugas negara itu. Dan Mas Gibran ini, kalau kita lihat, apa yang diperintahkan Pak Prabowo baru dia laksanakan dan dia tidak melampaui batas dari kepatutan sebagai wakil presiden," lanjutnya.
Eks Wakil Ketua KPK Beri Pesan ke Gibran: Jangan Cengeng
Sebelumnya, Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto memberikan tanggapannya soal usulan pemakzulan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Usulan pemakzulan Gibran ini sebelumnya disampaikan oleh Forum Purnawirawan TNI dan menjadi bahasan ramai di media sosial.
Soal usulan pemakzulan Gibran, Bambang meminta putra sulung Jokowi itu agar membaca terlebih dahulu isi surat usulan dari para purnawirawan TNI tersebut.
Dengan demikian kata Bambang, Gibran tak akan salah paham.
Bambang Widjojanto mengungkapkan hal itu dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube Hendri Satrio Official, Kamis (12/6/2025).
"Satu, dia mesti baca dulu surat itu. Dia cuma dengar di media seperti kita kan. Menurut gua sih, [Gibran] belum [membaca] atau setidaknya diusulkan untuk membaca itu," papar BW.
"Supaya kemudian tidak salah tafsir, tidak salah mengerti, tidak salah paham," tambahnya.
Bambang Widjojanto menambahkan, Gibran harus memperhatikan statusnya sebagai orang nomor dua di Indonesia.
Dia menilai, segala kritik yang diarahkan pada Gibran harus dianggap sebagai proses pendewasaan dalam karirnya di dunia politik.
"Terus bagian yang kedua yang mesti diperhatikan dia itu public prominent atau official prominent. Jadi, punya jabatan nomor dua tertinggi loh, sehingga semua kritik itu harus dijadikan sebagai bagian dari proses mendewasakan dia," jelas BW.
"Gua mau bilang, 'jangan cengeng lu, cuy.' Gitu loh. Jadi kalau dia melihat itu bagian dari kritik, kemudian dia harus menerima itu," katanya.
Bambang Widjojanto pun menilai, jika ada tuduhan serius, maka Gibran harus membuat klarifikasi secara terbuka.
"Kalau kemudian di situ ada tuduhan yang serius, maka dia harus membuat pernyataan terbuka untuk menyatakan itu benar atau tidak benar. Jadi, jangan diam aja," ujar Bambang.
Walau begitu, Bambang Widjojanto menggarisbawahi pentingnya proses usulan pemakzulan tersebut dalam sistem bernegara.
Oleh karenanya, Gibran juga harus memperhatikan tahapan-tahapan yang ditempuh mengenai usulan pemakzulan ini.
"Cuman kan sekarang ini masuk saluran pipeline dalam sistem bernegara. Pertanyaannya sekarang, apakah teman-teman di DPR sudah melakukan konsolidasi rapat untuk mendiskusikan ini dan menyampaikan ini secara resmi?" jelas BW.
"Itu juga harus dilakukan karena enggak mungkin loncat. Enggak mungkin juga tiba-tiba Mas Gibran minta, 'Eh, suratnya mari sini.' Tapi juga tidak mungkin Mas Gibran tidak tahu, karena dia juga punya sistem intelijen atau sistem apalah yang bisa dengan cepat dia mendapatkan itu," lanjutnya.
"Jadi saluran-saluran ini harus ditempuh, tahapan-tahapannya itu. Kalau dia membuat pernyataan terlalu pagi padahal itu belum disampaikan secara sistem ketatanegaraan, dia juga akan diketawain," tandasnya.
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Aktivis 98 Tantang Fadli Zon Bentuk Mahkamah Pengadilan HAM
Aktivis 98 Desak Prabowo Pecat Menteri Sontoloyo Fadli Zon!
Chat Terdakwa Judol Kominfo ke Istri: Gue Dapat 3 M
HEBOH Surat Terbuka Gubernur Aceh Muzakir Manaf ke Prabowo: Sahabat Seperjalanan, Pernah Jadi Lawan