GELORA.ME - Para sukarelawan Prabowo Subianto mulai mengungkapkan kekecewaan mereka atas sejumlah kasus yang mencoreng perjuangan yang telah dibangun selama ini.
Para volunter yang tergabung dalam Gerakan Cinta Prabowo itu geram karena merasa perjuangan mereka dikhianati oleh oknum pejabat tidak amanah dan kelompok yang memanfaatkan kekayaan alam untuk kepentingan pribadi maupun golongan tertentu.
Kasus yang mencuat, seperti dugaan pengoplosan bahan bakar minyak dan pengurangan takaran dalam distribusi MinyaKita, menjadi pemicu kegeraman itu.
Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo H. Kurniawan mengatakan bahwa para pelaku korupsi adalah penghianat bangsa.
“Kami para tapol pembela Presiden Prabowo yang pada 2019 ditahan merasa kesal. Kami sudah berjuang demi Presiden Prabowo, tetapi kenyataannya masih banyak koruptor," kata Kurniawan, dalam keterangannya, Jumat (14/3).
Kurniawan juga menyoroti pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh para sukarelawan pendukung Presiden ke-8 RI tersebut.
Mereka harus berdarah-darah, ditangkap, hingga banyak yang wafat demi memperjuangkan kemenangan Prabowo menuju kursi presiden.
Namun, kata dia, para elite justru terlihat berpesta pora menikmati kemewahan.
"Kami marah, terlebih mengenang kawan-kawan kami yang sudah mendahului,” katanya penuh emosi.
Kurniawan menambahkan sudah sepantasnya ada apresiasi dari para elite kepada sukarelawan yang telah berjuang sejak lama. Namun, kenyataannya berbeda.
“Sekarang mereka duduk manis sebagai komisaris atau jabatan lain, sedangkan kami seperti tidak dianggap. Bahkan, mereka seolah takut bertemu sukarelawan. Ini kenapa? Takut?” ujarnya.
Lebih jauh Kurniawan juga mewaspadai adanya serangan dan pembangkangan terhadap Presiden Prabowo yang diduga berasal dari internal.
"Kami tidak pernah menuntut saat dilupakan, tetapi ketika mereka yang tak berjuang justru mendapat jabatan dan kemudian berkhianat, itu yang membuat kami sakit hati,” ungkapnya.
Kekecewaan sukarelawan makin memuncak dengan munculnya tagar-tagar yang dinilai menyakitkan dan diduga berasal dari internal mereka sendiri.
“Para pengkhianat bangsa yang hanya menumpang hidup dari kemenangan Prabowo, tidak menghargai pengorbanan kami sejak 2014. Kami akan selalu mengingat dan siap melakukan perlawanan,” pungkasnya.
Sumber: JPNN
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh: Puan Maharani Tegaskan DPR dan Pemerintah Akan Bahas Tuntas
Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Usai OTT KPK 2025: Uang Rp1 Miliar Disita
Luhut Disebut Dewa Penyelesai Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ini Faktanya
OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Fakta, Respons UAS, dan Kronologi Terbaru