GELORA.ME - Peneliti senior dari Citra Institute Efriza meyakini bahwa Presiden Prabowo Subianto sudah mengantongi nama-nama menteri yang layak menjadi korban reshuffle kabinet.
Menurutnya, orang nomor satu di Indonesia itu kini sedang memberikan kesempatan kepada para pembantunya dan mencari momentum.
Dia lantas menyebutkan ada beberapa menteri yang layak diganti, terutama yang menjadi sorotan baik di masyarakat maupun dikritik oleh DPR.
"Seperti Menteri ESDM, karena kebijakannya tentang LPG 3 kg menyengsarakan masyarakat dan juga gagal menerjemahkan keinginan Prabowo," kata Efriza, Selasa (11/2).
Dia menjelaskan menteri kedua yang layak diganti ialah Menteri HAM Natalius Pigai.
"(Natalius Pigai) pernah dicecar oleh DPR karena tidak terlihat bekerja," ujarnya.
"Ketiga, Menteri Dikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro yang malah menciptakan konflik antara dirinya dan pegawai kementerian. Kinerjanya juga minim diketahui publik," tuturnya.
Menteri keempat yang layak diganti ialah Menteri Koperasi Budi Arie.
"Karena saat ini sedang diminta jadi saksi dalam kasus korupsi," tutur Efriza.
"Artinya kerjanya tidak bisa maksimal, hasil kinerjanya juga dianggap gagal dalam survei, bahkan citra pemerintahan yang baik agak ternodai dalam pemeriksaan kasus korupsi ini meski ada asas praduga tak bersalah," kata Efriza.
Dia pun menilai keberadaan Budi Arie juga menambah riuh, karena seolah lebih patuh kepada Jokowi ketimbang Prabowo.
"Ada asumsi bahwa Budi Arie tidak siap untuk patuh dan solid bersama Prabowo," kata Efriza.
Sumber: JPNN
Artikel Terkait
KPK Ungkap Aliran Dana Non-Bujeter BJB ke Ridwan Kamil: Fakta & Perkembangan Kasus
Adimas Resbob Ditahan, Ancaman Hukuman 10 Tahun Penjara untuk Ujaran Kebencian Suku Sunda
Nadiem Copot 2 Pejabat Penolak Proyek Chromebook: Fakta Korupsi Rp2,1 Triliun
KPK Geledah 3 Lokasi & Amankan Dokumen Kasus Suap Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya