GELORA.ME -Organisasi The Ibrahim Heritage Study Center for Peace (Rahim) merupakan sebuah koalisi antaragama yang bervisi untuk mendedikasikan waktu studi, penelitian ilmiah, dan pendidikan bangsa demi terciptanya kerukunan beragama terutama antara Muslim dan Yahudi.
Menurut pengamat politik, Heru Subagia, Rahim yang didirikan dengan tujuan menciptakan perdamaian berbasis agama tak bisa dilepaskan dari peran organisasi Yahudi.
"Dua organisasi Yahudi yang terlibat yakni, Simon Wiesenthal Center dan B’nai B’rith International, eksis di Indonesia juga dunia," ucap Heru saat dihubungi RMOLJabar, Jumat (19/7).
Dua organisasi tersebut, diterangkan Heru, aktif dalam mengkampanyekan perdamaian dunia. Satu organisasi lain yang terlibat dalam pendirian Rahim adalah Lajnah Bahtsul Masail (LBM).
"LBM merupakan lembaga atau forum yang memberikan fatwa hukum keagamaan kepada umat Islam di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU)," terangnya.
Dalam kepengurusan Rahim, dia menjelaskan, cendekiawan muda NU, Zainul Maarif tercatat sebagai manager penelitian domestik.
Zainal juga, diketahui menjadi satu dari lima rombongan cendekiawan NU yang datang ke Israel kendati PBNU membantah kunjungan tersebut tak pernah membawa nama NU.
"Zainal selama ini dikenal sebagai dosen dan akademisi di bidang filsafat Islam," ungkapnya.
Lanjut Heru, tokoh muda NU lain, KH Mukti Ali Qusyairi, tercatat sebagai Presiden Direktur Rahim. Dia terkenal karena opini dan tulisannya di media massa yang banyak menyerukan perdamaian antarumat beragama.
Artikel Terkait
Jokowi Absen dari Kongres Projo III karena Alasan Kesehatan, Gelar Open House di Solo
Popularitas Purbaya Yudhi Sadewa Anjlok? Ini Peringatan Keras Pengamat Politik
KPK Wajib Periksa Jokowi dan Luhut Terkait Korupsi Whoosh? Ini Kata Pengamat
Prabowo Diminta Tak Lindungi Jokowi & Luhut: Analisis Dampak dan Konsekuensi Politik