Menurut Refly Harun, hal tersebut serupa dengan yang terjadi pada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dimana Megawati melarang Jokowi merekrut Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu masuk ke dalam pemerintahan, dan setelah hubungan keduanya renggang Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono diangkat menjadi Menteri ATR/BPN.
"Karena itu ya tidak mungkin Megawati mau digabungkan dengan Jokowi oleh Prabowo di Presidential Club misalnya, sehingga apa yang akan Mega katakan, kami akan dukung Prabowo asal Jokowi dicoret, sederhana," ucapnya, dikutip populis.id dari YouTube Refly Harun, Rabu (29/5).
"Itu kan sama dengan hubungan antara Megawati dan SBY, Jokowi tidak bisa merekrut SBY ke dalam pemerintahannya, karena Megawati melarang, tapi ketika hubungan Jokowi dengan Megawati renggang masuk ya kan Demokrat, jadi itulah politik," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri buka suara terkait sikap politik partainya kepada wartawan yang meliput Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP.
Megawati menyinggung sikap politik PDIP didasarkan pada pemikiran dan harus melalui perhitungan yang matang, dengan nada bercanda kepada wartawan ia mengatakan akan memainkan dulu sebelum mengambil sikap merapat atau tidak di pemerintahan Prabowo Subianto.
Artikel Terkait
Kejagung Malah Memohon ke Pengacara Silvester, Bukannya Buronkan: Apa Motif di Baliknya?
Menkeu Purbaya Dibilang Ceplas-ceplos, Benarkah Misbakhun Takut?
Jokowi-Prabowo Bertemu, Ini 5 Fakta di Balik Pertemuan yang Bikin Penasaran!
Hotman Paris Dibantah! JPU Tegaskan Ada Kerugian Negara dalam Korupsi Laptop Chromebook