Anies vs Andika: Perang Tingkat Dewa

- Minggu, 26 Mei 2024 | 14:00 WIB
Anies vs Andika: Perang Tingkat Dewa


Dia juga memberikan pidato di Lee Kuan Yew Institute of Public Policy di National University of Singapore 12 tahun lalu bersama berbagai Profesor kelas dunia. Sepuluh tahun lalu dia diundang Stanford University untuk berbicara. Dan tentu berbagai kampus-kampus lainnya di dunia. Prestasi seperti ini sulit dicapai oleh rerata manusia Indonesia. Mungkin cuma Professor Habibie yang mampu mengimbangi Anies dalam dunia ilmu pengetahuan.


Yang terhebat lagi dari eksperimen Anies adalah membangun Indonesia Mengajar. Program ini adalah genuine untuk membuat pendidikan murah di Indonesia, disamping pemerataan kualitas pendidikan.


Dari sosok dan reputasi kedua orang ini tentu saja dapat disebut pertarungan "tingkat dewa", yakni manusia super lawan manusia super juga. Namun, sebuah tambahan penting adalah etika. Kenapa etika?


Andika telah menunjukkan tingkat etika yang tinggi ketika mengambil peran dan posisi yang pas dan terukur sesuai dengan hirarkis pada saat menjadi wakil ketua timses Ganjar #03. Dia tidak "post power syndrom" seperti kebanyakan pensiunan jenderal. Bahkan, saat itu ketua timnya masih jauh dari segi reputasi dan kapasitasnya.


Pada saat Hendropriyono, mertuanya, membangun hubungan politik intens dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto, Andika menunjukkan konsistensi pilihan politik bersama Megawati Soekarnoputri. Ini adalah sikap tidak mendua, meskipun dia punya peluang menjadi bagian kekuasaan Prabowo ke depan. Bahkan, ketika isunya Megawati akan membangun kekuatan "oposisi" bersama kalangan masyarakat sipil, di luar pemerintah Prabowo kelak.


Anies dan Andika yang berprinsip etika seorang pemimpin sebagai prinsip, membuat keduanya memiliki semangat mengedepankan sikap satria. Kecerdasan mereka dan sikap satrianya itulah yang benar-benar membuat pertarungan mereka ke depan akan berlangsung secara jujur dan adil.


Tentu saja tingkat kepastian kajian di atas ini masih menunggu waktunya. PDI-P dan PKS, yang masing-masing sudah menyuarakan mendukung masing-masing Andika dan Anies Baswedan masih belum bersifat final. Belum lagi diperlukan koalisi partai pengusung untuk memenuhi syarat 20 persen suara.


Namun, jika keduanya maju dan bertarung, diharapkan politik kekuasaan ke depan dihuni oleh pemimpin sejati kita. Pemimpin waras, anak sekolahan dan ijazah asli. 


*(Penulis adalah Founder Sabang Merauke Circle)

BERIKUTNYA

SEBELUMNYA

Halaman:

Komentar