"Jadi dinasti itu adalah kerajaan, keturunan, darah yang mewakili kekuasaan secara langsung. Bahwa kalau raja, anak saya, ada darah saya, dia harus menjadi raja juga. Sewaktu saya berkuasa dia namanya putra mahkota, setelah saya mangkat, putra mahkota jadi raja. Itu yang namanya dinasti," jelas Fahri.
Menurut Fahri yang terjadi saat ini bukanlah dinasti politik, tapi keluarga politik. Maksudnya dalam satu keluarga ada yang beberapa yang menjadi politisi. Bagi Fahri kondisi itu tidaklah salah.
"Kalau dalam demokrasi tidak ada [dinasti], yang ada itu namanya keluarga politik. Keluarga politik itu adalah kok banyak politisi dalam keluarga itu. Lho, itu sama dengan keluarga dosen, keluarga kiai, keluarga ustaz, keluarga pedagang, ya kan. Itu sama. Keluarga namanya," pungkas Fahri.
Prabowo-Gibran maju sebagai capres dan cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Koalisi tersebut terdiri dari sejumlah partai politik, salah satunya Partai Gelora.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Jaksa Agung Mutasi Nurcahyo ke Kajati Kalteng, Ini Profil dan Kasus Besar Nadiem yang Pernah Ditanganinya
Polisi Gadungan Asal Magetan Tipu Perempuan Tuban Rp 170 Juta Lewat Modus Pacaran, Ini Barang Buktinya
Perbedaan Mendasar Kasus Ira Puspadewi dan Tom Lembong: Analisis Lengkap
Muhammad Kerry Bantah Ayahnya Riza Chalid Terlibat Korupsi Pertamina Rp285 Triliun