“Rocky Gerung adalah bintang talkshow televisi, radio, dan berbagai saluran media sosial yang mampu menghipnotis penonton, sehingga kehadirannya dirindukan dalam diskusi-diskusi politik,” sambung Selamat yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas ini.
Di sisi lain, kritikan menggunakan diksi "bajingan yang tolol" sebagaimana disampaikan Rocky Gerung dalam sebuah diskusi memang kasar jika dilihat secara sepintas.
Namun demikian, pernyataan itu tidak bisa dipisahkan dengan kegundahan batin Rocky Gerung dan publik terhadap kebijakan presiden.
"Banyak yang berujar dengan diksi sama seperti Rocky, namun tidak diancam dengan penjara. Kesimpulannya, kehadiran Rocky dianggap membahayakan kekuasaan,” tandas Ginting.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Gugatan Perdata Gibran Resmi Dilimpahkan ke Meja Hijau, Ini Poin Sengketa
Setahun Prabowo Memimpin, Geng Solo Harus Dituntaskan!
Praperadilan Nadiem Makarim vs Kominfo: Putusan Hakim Dibacakan Hari Ini!
Listyo Sigit Naikkan Komjen Polri, Prof Ikrar: Strategi Penyelamatan Diri & Keluarga Jokowi?