Meski kekuatan Topan Kalmaegi telah melemah sejak menerjang Filipina, dampaknya masih dirasakan dengan kecepatan angin mencapai 120 km/jam. Saat melintasi Visayas menuju Palawan, embusan angin bahkan tercatat mencapai 165 km/jam. Puluhan ribu orang harus dievakuasi di seluruh wilayah Visayas, Luzon selatan, dan Mindanao utara.
Upaya Penanganan dan Kondisi Pasca-Topan
Pihak berwenang terus melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan mengingat masih banyak orang yang dinyatakan hilang. Menurut juru bicara Provinsi Cebu, Ainjeliz Orong, jumlah korban di wilayahnya mengalami lonjakan signifikan dari yang sebelumnya dilaporkan. Meski banjir di Kota Cebu telah mereda, pemadaman listrik dan gangguan telekomunikasi masih terjadi di banyak area.
Filipina dan Ancaman Bencana Alam
Filipina sebagai negara yang dilanda rata-rata 20 badai tropis setiap tahun terus berjuang menghadapi serangkaian bencana. Pada September lalu, Topan Super Ragasa juga memaksa penutupan sekolah dan kantor pemerintah di Luzon utara. Video yang beredar di media sosial menunjukkan besarnya dampak Topan Kalmaegi, dengan banjir yang menghanyutkan mobil-mobil seperti mainan.
Badan meteorologi memperkirakan Topan Kalmaegi akan meninggalkan wilayah Filipina pada Rabu atau paling lambat Kamis dini hari, memberikan harapan bagi proses pemulihan pasca-bencana.
Artikel Terkait
Prabowo Tanggung Jawab Penuh Atas Utang Whoosh: PSI Apresiasi Sikap Negarawan
Kerangka Misterius di Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Tunggu Hasil DNA
Hutama Karya KSO Bangun Jalan KSPP Papua Selatan Senilai Rp 4,8 Triliun: Target Rampung 2027
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Korban Diduga Reno dan Farhan