Lembaga pemantau kelaparan global mengonfirmasi bahwa kondisi kelaparan di Gaza Utara tetap menjadi tantangan besar. Penutupan penyeberangan utara memaksa konvoi bantuan mengambil rute lambat dan sulit dari selatan.
"Untuk pengiriman skala besar, WFP memerlukan semua penyeberangan dibuka, terutama di utara. Akses penuh ke jalan utama juga penting untuk distribusi yang efisien," jelas Etefa.
Kondisi Pengungsi dan Musim Dingin
Ribuan warga Palestina yang kembali ke Gaza Utara menemukan rumah mereka hancur total. Banyak keluarga terpaksa tinggal di tenda dan tempat penampungan darurat.
Khalid al-Dahdouh, warga Gaza, bercerita tentang upayanya membangun tempat berlindung dari batu bata dan lumpur. "Kami membangun struktur primitif karena tidak ada semen. Ini melindungi kami dari dingin, serangga, dan hujan," katanya.
Statistik Bantuan yang Masuk
Data menunjukkan hanya 3.203 truk bantuan yang masuk ke Gaza antara 10-31 Oktober, atau rata-rata 145 truk per hari. Angka ini hanya 24% dari 600 truk yang seharusnya masuk setiap hari berdasarkan kesepakatan.
PBB dan badan bantuan terus mendesak Israel mengizinkan lebih banyak pasokan masuk, mengingat warga Gaza akan menghadapi kondisi parah selama musim dingin.
Artikel Terkait
Prabowo Tanggung Jawab Penuh Atas Utang Whoosh: PSI Apresiasi Sikap Negarawan
Kerangka Misterius di Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Tunggu Hasil DNA
Hutama Karya KSO Bangun Jalan KSPP Papua Selatan Senilai Rp 4,8 Triliun: Target Rampung 2027
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Korban Diduga Reno dan Farhan