Kritik Anies Baswedan ke Pemerintahan Prabowo-Gibran: Emosional atau Alarm Kebijakan?
Anies Baswedan kembali menyoroti kinerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang baru berjalan satu tahun. Dalam forum publik, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut pemerintahan saat ini semakin jauh dari prinsip meritokrasi dan keadilan sosial.
Substansi Kritik Anies Baswedan Terhadap Pemerintahan
Dalam "Dialog Kebangsaan Suara Rakyat" di Padang, Anies menegaskan kritiknya tidak ditujukan pada personal, melainkan pada kebijakan pemerintah yang dinilainya belum menyentuh persoalan dasar masyarakat. "Urusan makan belum selesai, urusan kerja makin sulit, dan urusan masa depan anak muda masih gelap," ujar Anies dalam pidatonya.
Anies menyatakan pemerintah terlalu sibuk membangun citra dan proyek besar, sementara rakyat menghadapi persoalan nyata di dapur dan lapangan kerja. Kritik ini menyasar langsung janji kampanye Prabowo-Gibran tentang penciptaan lapangan kerja luas dan peningkatan daya beli rakyat.
Tanggapan Aktivis: Kritik Dinilai Emosional dan Tidak Berbasis Data
Sandri Rumanama, Direktur Haidar Alwi Institute (HAI), menilai kritik Anies kurang substansi dan terlalu emosional. "Kritiknya tidak berbasis data, bahkan cenderung politis. Pemerintahan Prabowo-Gibran justru sudah mulai merealisasikan janji-janji politiknya," kata Sandri.
HAI mengklaim sekitar 20% janji politik Prabowo-Gibran sudah terealisasi dalam setahun pertama, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), Swasembada Pangan, Sekolah Rakyat, dan Koperasi Merah Putih. Mereka juga mengutip data BPS bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 4,76% per Februari 2025.
Artikel Terkait
3 Jalur Alternatif ke Bojonegoro untuk Hindari Macet (LENGKAP)
5 Fakta Airbus A400M Tiba di Indonesia: Misi Kemanusiaan hingga Rencana Tambah 4 Unit
Komisaris Transjakarta Dikecam, Publik Jepang Desak Larangan Masuk Gara-gara Ancaman Kekerasan
Tantangan AHY Bawa Nama Besar Yudhoyono: Antara Berkah dan Beban