Pandji Pragiwaksono Dikritik PMTI Soal Materi Stand Up Comedy yang Hina Adat Toraja

- Senin, 03 November 2025 | 08:00 WIB
Pandji Pragiwaksono Dikritik PMTI Soal Materi Stand Up Comedy yang Hina Adat Toraja

Ia menambahkan bahwa banyak pihak dari luar sering kali salah menafsirkan prosesi adat ini karena hanya melihat sisi lahiriah dan kemegahannya, seolah-olah ini adalah pesta besar. Padahal, nilai spiritual, filosofis, dan sosial yang terkandung di dalamnya jauh lebih dalam dan mulia.

Tuntutan Maaf Terbuka dan Tanggung Jawab Figur Publik

Kekecewaan masyarakat Toraja tidak hanya berhenti di media sosial. Berbagai komunitas, organisasi adat, dan pemerhati budaya turut menyerukan agar Pandji Pragiwaksono memberikan permintaan maaf secara terbuka.

"Kami menuntut Pandji Pragiwaksono untuk meminta maaf secara terbuka. Ini bukan hanya persoalan untuk satu suku, tapi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama publik figur, untuk tidak seenaknya mempermainkan atau melecehkan budaya orang lain, sekalipun itu dalam konteks humor atau komedi," ungkap Amson.

Ia menegaskan bahwa humor seharusnya menjadi alat untuk membangun kesadaran dan edukasi, bukan untuk memperkuat stereotip dan kesalahpahaman yang merugikan.

"Tidak semua hal bisa dan pantas untuk dijadikan bahan tertawaan. Bagi kami, ini bukan lucu, ini menyakitkan. Apalagi ketika hal itu diucapkan oleh seorang publik figur yang memiliki jangkauan audiens yang luas," ucapnya.

Materi Viral dan Tanggapan Pandji Pragiwaksono

Sebelumnya, sebuah potongan video stand up comedy Pandji Pragiwaksono berdurasi singkat menjadi viral di berbagai platform media sosial. Dalam cuplikan yang beredar luas tersebut, Pandji terlihat melontarkan materi yang menyentuh langsung tentang tradisi pemakaman di Toraja.

Pandji menyatakan, "Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal, makamnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya."

Ia kemudian melanjutkan dengan gambaran yang lebih jauh, "Dan banyak yang ga punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu. Kalau untuk keluarganya sih biasa aja ya, tapi kalau ada yang bertamu kan bingung ya. Nonton apapun di TV berasa horor."

Pernyataan ini disambut dengan gelak tawa penonton di lokasi pertunjukan. Namun, di luar panggung, tawa itu berubah menjadi gelombang protes dan kekecewaan. Hingga berita ini ditulis, Pandji Pragiwaksono belum memberikan tanggapan atau klarifikasi resmi atas polemik yang terjadi. Desakan dari berbagai pihak agar ia segera meminta maaf terus menguat.

Halaman:

Komentar