Krisis Kemanusiaan El Fasher: RSF Diduga Lakukan Pembersihan Etnis & Pembantaian Massal di Sudan

- Sabtu, 01 November 2025 | 15:50 WIB
Krisis Kemanusiaan El Fasher: RSF Diduga Lakukan Pembersihan Etnis & Pembantaian Massal di Sudan

Tragedi El Fasher: Pembantaian Etnis Non-Arab oleh RSF di Sudan

Kota El Fasher di Sudan akhirnya jatuh ke tangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 26 Oktober, setelah 550 hari perlawanan sengit. Kekalahan ini memicu salah satu tragedi kemanusiaan terburuk dalam perang saudara Sudan yang telah berlangsung dua setengah tahun.

Pembantaian Massal Warga Sipil di El Fasher

Abubakr Ahmed, pejuang perlawanan rakyat yang selamat, bersaksi tentang kekejaman yang terjadi. "RSF membunuh warga sipil dan meninggalkan mayat mereka di jalanan. Mereka dibunuh tanpa ampun," ujarnya kepada Al Jazeera. Ahmed sendiri terluka parah saat mencoba melarikan diri dari kota.

Menurut Jaringan Dokter Sudan, setidaknya 1.500 orang tewas dalam tiga hari pertama setelah perebutan El Fasher. Angka mengerikan ini termasuk 460 pasien dan pendamping dari Rumah Sakit Al-Saud yang dibantai. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memverifikasi pembantaian ini.

Eksodus Massal dan Pembersihan Etnis

Lebih dari 33.000 orang terpaksa mengungsi dari El Fasher, banyak yang tiba di kota terdekat seperti Tawila dan Tine. Namun, puluhan ribu warga sipil masih terjebak di kota, bersembunyi dari pasukan RSF.

Seorang penyintas bernama Mohammed mengungkapkan segregasi etnis yang terjadi: "Orang Arab akan tinggal di satu tempat dan orang non-Arab di tempat lain. Sayangnya, begitulah keadaannya sekarang." Pernyataan ini menguatkan tuduhan bahwa RSF melakukan pembersihan etnis terhadap kelompok non-Arab.

Halaman:

Komentar