Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara

- Selasa, 07 Oktober 2025 | 09:15 WIB
Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara


Tragedi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur memancing perasaan sedih netizen. Publik sekarang membandingkan runtuhnya Ponpes Al Khoziny dengan tragedi Sampoong.

Kehebohan bermula saat beberapa akun TikTok mengunggah konten 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny'.

Beberapa netizen TikTok nampak membela pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib.

Menurut mereka, KH Abdus Salam Mujib juga merupakan korban karena ia kehilangan puluhan santri yang sudah dirawat sepenuh hati.

"Kami bersama RKH Abdus Salam Mujib. Semoga beliau diberi kesehatan serta kesabaran. Raden Kiai Haji Abdussalam Mujib, pengasuh Ponpes Al-Khozini generasi ketiga, telah mendedikasikan hidupnya untuk umat, siang dan malam. 24 jam beliau habiskan untuk melayani, mengajar, mendidik santri dan masyarakat. Walaupun keadaan beliau kurang sehat, namun tak menjadi alasan untuk berhenti melangkah demi amanat sebagaimana leluhurnya. Saat ini nama beliau menjadi bahan olok-olokan para netizen yang mengatasnamakan kemanusiaan dan agama, tapi jauh dari nilai-nilai agama. Mengaku cerdas dan paling bijak, tapi jauh dari kata bijaksana, menghakimi tanpa empati," tulis @aruel1526.


Tragedi runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. (Dok. BNPB)

Tak hanya satu, beberapa akun juga mengunggah narasi 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny'. Salah satu postingan bahkan menembus 1 juta view dan memperoleh puluhan ribu tanda suka.

Konten itu lantas sampai di X sehingga menuai pro dan kontra. Tak sedikit yang membandingkan tragedi Ponpes Al Khoziny dan Sampoong.

Sebagai referensi, Keruntuhan Pusat Perbelanjaan Sampoong terjadi pada 29 Juni 2025.

Tragedi tersebut memicu beberapa film serta seri dokumenter terkenal seperti "The Echoes of Survivors: Inside Korea's Tragedies" di Netflix, "Blueprint for Disaster: The Sampoong Collapse", dan "Seconds from Disaster: Sampoong Department Store Collapse".

Kegagalan struktur gedung perbelanjaan besar itu termasuk bencana bangunan terbesar dalam sejarah Korea Selatan.

Tragedi Sampoong menewaskan 502 orang dan membuat 937 korban mengalami luka-luka. Kepolisian setempat lantas memenjarakan pria bernama Lee Joon (ketua divisi konstruksi Grup Sampoong).

Lee Joon dinyatakan bersalah dan mendapat hukuman 10 tahun 6 bulan penjara.

Data dari BNPB hingga Minggu (5/10/2025) malam, jumlah korban di Ponpes Al Khoziny mencapai 156 orang.

Di antara 156 orang tersebut, sebanyak 104 orang selamat sementara 52 orang meninggal dunia. Petugas juga menemukan 5 bagian tubuh.

Video mengenai petinggi DPW salah satu partai besar yang memberikan santunan kepada KH Abdus Salam Mujib turut viral di media sosial. Netizen lantas membandingkan runtuhnya Ponpes Al Khoziny dengan tragedi Sampoong.


Viral Gerakan 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny'. (Kolase TikTok)

"Konoha ini aneh. Penanggung jawab ponpes malah dibela, harusnya diusut tuntas," tulis @s**oh*mat.

"Mengingatkan gue sama Direktur Sampoong Group, Lee Joon yg bilang kayak gini pas Mall dia roboh: Runtuhnya mall tersebut tidak hanya merugikan pelanggan, tetapi juga menimbulkan kerugian finansial yang besar bagi perusahaannya. Same Energy," cuit @Da**Sp**tKing.

"Cacat konstruksi tapi tetap ditempati sih, jahat ya. Mirip mall Sampoong, hanya karna mau jadinya lebih cepet, tapi 502 nyawa hilang. Ini pesantren yang isinya anak anak juga taruhannya nyawa generasi muda. Gila," pendapat @di**na**l_.

"Takdir Allah takdir Allah..Anda yakin itu takdir Allah? Atau pas bikin pembangunannya ada berapa step yang di-skip biar hemat biaya? Logikanya nggak mungkin kalau dibikin yang benar dan aman tiba-tiba ambruk. Apa kayak Sampoong dep store yang pas bikin banyak dikorup fondasinya?" ungkap @ph**ni*21.

Sumber: suara
Foto: Ilustrasi tragedi Al Khoziny dan Sampoong. (Google Maps, Antara, Wikidata)

Komentar