Bandingkan Keracunan MBG dengan Negara Lain, BGN: Di AS dan Brasil Juga Terjadi

- Sabtu, 04 Oktober 2025 | 19:45 WIB
Bandingkan Keracunan MBG dengan Negara Lain, BGN: Di AS dan Brasil Juga Terjadi


Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan, insiden keamanan pangan yang serupa dengan keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya terjadi di Indonesia.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang mengatakan, insiden serupa pada program pemberian makanan berskala besar juga terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Brasil.

"Seperti halnya program pemberian makanan dalam skala besar di negara mana pun, insiden terkait keamanan pangan juga terjadi di Amerika Serikat dan Brasil. Kami bandingkan dengan Brasil, kurang lebih 40 juta penerima manfaat, dan AS sekitar 30 juta penerima manfaat," ujar Nanik dalam keterangan resminya, Jumat (3/10/2025).

Di Amerika Serikat, sejak diberlakukannya program seperti MBG, kurang lebih 16.000 anak terdampak insiden keamanan pangan.

Jumlah itu tercatat selama hampir satu dekade, yakni 1990 hingga 1999.

Sementara itu, di Brasil, 26.143 anak menjadi korban insiden keamanan pangan selama hampir 20 tahun pelaksanaan makan bergizi.

Berbagai penyebab keracunan MBG di RI

Nanik juga mengungkapkan, penyebab insiden keracunan MBG yang terjadi di Indonesia bervariasi.

Mulai dari pergantian pemasok bahan (supplier), proses pengolahan yang berlangsung terlalu lama, dan juga lemahnya pengawasan mutu.

Nanik bilang, korban yang mengalami keracunan pangan merupakan anak sekolah, sementara ibu balita, ibu menyusui, dan balita justru tidak mengalami hal tersebut.

"Kami memastikan bahwa insiden yang terjadi hanya menimpa siswa sekolah, sementara ibu hamil dan balita tetap aman. Setiap langkah mitigasi ditempuh untuk menjamin kepercayaan publik bahwa program ini berjalan dengan standar tertinggi," jelas Nanik.

Selain itu, culture shock yang dialami oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru juga menjadi penyebab insiden keracunan.

Kepada SPPG yang baru terjun ke program ini, BGN menyarankan agar memulai pelayanan MBG dengan jumlah kecil.

Sementara itu, SPPG yang sudah lama beroperasi diminta berhati-hati saat mengganti supplier bahan pangan.

"Prinsip zero accident ditegakkan dengan memperkuat pembinaan berkelanjutan bagi seluruh SPPG. Mekanisme pengawasan diperketat, mulai dari pengendalian suplai bahan makanan, kehati-hatian dalam pergantian pemasok, hingga penerapan standar penggunaan bahan segar dan susu pasteurisasi," tambah Nanik.

Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana mengungkap jumlah korban keracunan makanan MBG total menjadi 6.457 orang hingga 30 September 2025.

Data tersebut berasal dari laporan pelaksanaan MBG di tiga wilayah, yakni 1.307 orang menderita keracunan di wilayah I (Pulau Sumatera), 4.147 orang keracunan di wilayah II (Jawa), dan 1.003 orang keracunan di wilayah III (Indonesia Timur).

Sumber: kompas
Foto: Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang saat ditemui di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

Komentar