Polemik soal latar belakang pendidikan Wakil Presiden
Gibran Rakabuming Raka
kembali mencuat usai dirinya direkomendasikan untuk melanjutkan pendidikan
magister (S2) sebagai solusi memperkuat kepercayaan publik.
Namun, tanggapan sinis datang dari
Dr. Tifauzia Tyassuma
atau
Dokter Tifa, yang dikenal sebagai pengkritik keras
Presiden Jokowi
dan keluarganya.
Dalam unggahan di
akun X
miliknya, @DokterTifa, ia menyoroti kejanggalan dokumen pendidikan Gibran
yang menurutnya belum pernah secara sah diperlihatkan ke publik, terutama
terkait
ijazah SMA
yang menjadi syarat mutlak untuk masuk ke jenjang pendidikan tinggi.
“Sebentar… Jangan buru-buru daftar S2 dulu. Saya dan teman-teman sedang
mencari dimana ijazah SMA mu,” tulis Dr. Tifa dalam unggahannya.
“Yang baru ditemukan adalah suket alias
Surat Keterangan setara SMK. Padahal untuk daftar
S1
butuh IJAZAH SMA!,” ucap dia.
Sebentar
— Dokter Tifa (@DokterTifa) August 6, 2025
Jangan buru-buru daftar S2 dulu.
Saya dan teman-teman sedang mencari dimana Ijazah SMA mu.
Yang baru ditemukan adalah Suket alias Surat Keterangan setara SMK.
Padahal untuk daftar S1 butuh IJAZAH SMA!
Saran saya supaya ngga kejauhan, Fufuf...ups Wapres sebaiknya… pic.twitter.com/iEOSPrRNUt
Sindiran tak berhenti di situ. Dokter Tifa bahkan menyarankan Gibran untuk
menempuh pendidikan paket C terlebih dahulu sebelum memimpikan gelar
magister.
“Saran saya supaya ngga kejauhan, Fufuf...ups, Wapres sebaiknya ikut kejar
Paket C. Nah kalau lulus, ijazah Paket C itu valid untuk daftar S1,” tulisnya,
menyelipkan nada sarkastik.
Yang memicu kecurigaan publik, kata Dokter Tifa, adalah fakta bahwa surat
keterangan setara SMK atas nama Gibran baru muncul tahun 2019, sementara
gelar
Bachelor of Science
(B.Sc) dari
University of Bradford
diklaim diraih pada tahun 2010.
“Omon omon, Suketmu kenapa baru ada tahun 2019? Padahal ijazah B.Sc
Bradford-mu katanya keluar tahun 2010? Lha terus waktu daftar Bradford pakai
ijazah apa? SMP?” sindirnya lagi.
Unggahan tersebut viral dan langsung dibanjiri komentar netizen yang
mempertanyakan keabsahan latar belakang pendidikan Gibran.
“Surat Keterangan Setara SMK tahun 2019. Ijazah B.Sc-nya tahun 2010. Itu
sama aja dg: lulus insinyur katanya 1985, skripsi dibikin 2018,” tulis akun
@wan****.
Netizen lain, @set****, menambahkan, “Aneh bin ajaib. Padahal persyaratan
untuk kerja di perusahaan swasta banyak yang mensyaratkan lulusan sarjana.
Ini yang bakal mengurus negara ijazahnya diragukan?.”
Sementara akun @tuk**** menyatakan, “Saya pribadi meragukan kemampuan
intelektual beliau untuk menempuh studi magister apalagi selevel @UGMYogyakarta.”
Kritik terkeras datang dari akun @arw**** yang menulis, “Astaghfirullah, gak
bapak gak anak ijazahnya gak jelas. Padahal uang seabreg, kenapa gak
diprioritaskan kualitas diri?”
Dr. Tifa memang bukan nama baru dalam deretan pengkritik keluarga Jokowi. Ia
sebelumnya juga pernah menggugat keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo dan
bahkan menyebut almamater presiden sebagai "Pasar Pramuka"—sindiran bahwa ijazah bisa "dibeli".
Dalam sebuah postingan Dokter Tifa juga pernah menyebut Gibran tidak pernah
kuliah S1 di
University of Technology Sydney (UTS) Insearch Sydney, Australia.
Ia menuding bahwa Gibran hanya kursus untuk persiapan masuk ke
UTS. Dokter Tifa juga mempertanyakan soal negara mana sebenarnya yang menjadi
tempat Gibran kuliah.
Ia bahkan mempertanyakan mengapa Gibran tidak tercatat sebagai anggota
asosiasi alumni Indonesia di Inggris (IABA) ataupun tercatat di komunitas mahasiswa Indonesia di luar negeri seperti
PPI.
Merujuk dari laman resmi University of Bradford, Gibran memang pernah
menjadi mahasiswa program
International Business Management. Namun tidak banyak dokumentasi publik mengenai kapan ia mulai kuliah,
ijazah yang digunakan untuk masuk, dan apakah ia lulus secara reguler.
Selain itu, diketahui Gibran sempat menempuh pendidikan di
Orchid Park Secondary School
di Singapura dan kemudian melanjutkan ke Management Development Institute of
Singapore (MDIS), sebelum disebut mengambil gelar S1 di Bradford. Namun,
hingga kini publik belum pernah melihat dokumen resmi ijazah SMA-nya.
Di tengah skeptisisme publik terhadap elite politik, kritik seperti yang
dilontarkan Dokter Tifa semakin menyoroti pentingnya transparansi dan
integritas pendidikan dalam kepemimpinan nasional.
Sumber:
suara
Foto: Dokter Tifa/Net
Artikel Terkait
Ustad Dasad Latif Jadi Korban PPATK: Semoga Ini Hanya Terjadi Pada Saya
Ijazah Jokowi Kembali Diserang: Relawan Sebut Ada Dalang Kuat, Siapa?
Bupati Koltim Bantah Kena OTT, Ini Kata Ketua KPK
Antara Amerika dan China: Indonesia di Era Perang Dagang Trump 2.0