Fatwa haram sound horeg telah dicetuskan para ulama Pondok Pesantren Besuk di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Fatwa haram tersebut didukung oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Situbondo hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.
Pengusaha sound horeg asal Desa/Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Sunawi (57 tahun), menyatakan tidak setuju dengan fatwa haram sound horeg itu.
"Saya selaku pengusaha sound horeg, saya tidak akan berhenti karena itu usaha yang melekat pada kegiatan saya," ujar Sunawi, Selasa (8/7).
Terkait fatwa haram sound horeg, Sunawi menyampaikan memang sound horeg mengandung mudarat misalnya penari yang membuka aurat.
"Diikuti dengan miras atau minum-minum," kata Sunawi.
"Itu tergantung penyewa, kalau event besar atau acara adat, atau 17-an, pasti diikuti penari di belakang dan anak-anak muda yang sambil minum-minum begitu," ujar Sunawi.
Harga Sewa Tergantung
Sunawi sudah menjalani usaha penyewaan sound system itu sejak 2005.
"Untuk spek (spesifikasi) kecil saya menyewakan Rp 1,5 juta, namun untuk spek besar, saya menyewakan Rp 2,5 juta," ujar Sunawi.
Sumber: kumparan
Foto: Sunawi, pengusaha sound horeg Situbondo. Dok: mili.id
Artikel Terkait
Pengadilan Gaza di Istanbul Kecam Israel: Genosida dan Dukungan AS Terungkap
Anwar Ibrahim Curi Pena Trump Saat Teken Perjanjian Dagang, Momen Akrab Mereka Bikin Salfok
Geger! 602.000 Warga Jakarta Terjaring Judi Online, Transaksi Tembus Rp 3,12 Triliun
Jalur Kedunggedeh Kembali Normal: KA Purwojaya yang Anjlok Berhasil Dievakuasi, Lalu Lintas Pulih 100%