CIA Sebut Fasilitas Nuklir Iran Rusak Berat, Mossad Ucap Terima Kasih, Ada Kerjasama dengan Israel

- Kamis, 26 Juni 2025 | 12:45 WIB
CIA Sebut Fasilitas Nuklir Iran Rusak Berat, Mossad Ucap Terima Kasih, Ada Kerjasama dengan Israel


GELORA.ME - Kepala badan intelijen pusat Amerika Serikat (AS) atau Central Intelligence Agency (CIA), John Ratcliffe, menyatakan proyek nuklir Iran sudah rusak parah.

Hal ini dikonfirmasi oleh John dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip dari independent.co.uk, Kamis (26/6/2025).

John mengonfirmasi, "intelijen yang kredibel" menunjukkan program nuklir Iran rusak parah akibat serangan AS.

"Ini termasuk intelijen baru dari sumber/metode yang secara historis dapat diandalkan dan akurat bahwa beberapa fasilitas nuklir utama Iran hancur dan harus dibangun kembali selama bertahun-tahun," katanya.

Pernyataan CIA ini tampak kontras dengan penilaian awal (preliminary assessment) Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) (Defense Intelligence Agency/DIA) AS yang bocor.

Berdasarkan penilaian DIA yang bocor ini, serangan militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran tidak menghancurkan program nuklir negara tersebut.

Namun, bocornya penilaian awal DIA ini juga dibantah oleh Presiden AS Donald Trump.

Menurutnya, penilaian intelijen awal tersebut, "sangat tidak meyakinkan."

Ia menegaskan kembali klaimnya bahwa serangan tersebut sudah berhasil menghancurkan situs nuklir Iran.

Mossad Ucapkan Terima Kasih kepada CIA

Kepala badan mata-mata Israel (Mossad), David Barnea, menyampaikan terima kasih kepada CIA karena telah menjadi mitra utama.

Hal ini disampaikan David dalam sebuah video yang dirilis oleh Mossad pada Rabu (25/6/2025), sebagaimana dikutip via timesofisrael.com.

David menyebut, kerja sama dengan CIA telah “membantu mewujudkan operasi tersebut.”

Selain itu, ia memuji kerja sama Mossad dengan IDF dan dukungan Amerika dalam perang 12 hari melawan Iran.

Badan mata-mata Israel tersebut menyatakan bahwa ancaman Iran yang sudah berlangsung lama telah dinetralisir secara signifikan berkat operasi militer selama 12 hari.

"Ini adalah hari-hari bersejarah bagi rakyat Israel. Ancaman Iran, yang telah membahayakan keamanan kita selama beberapa dekade, telah dinetralisir secara signifikan," ujar David dalam video.

"Israel, berkat seluruh aparat keamanan ini, hari ini terasa seperti negara yang berbeda, negara yang lebih aman, negara yang lebih berani yang siap untuk masa depan," katanya.

"Tujuan yang dulu tampak imajiner kini telah tercapai," lanjutnya, berbicara dari pusat komando operasional Mossad.

“Kami akan terus mengawasi semua proyek Iran yang diketahui — kami sangat mengenalnya — dan kami akan berada di sana, sebagaimana yang telah kami lakukan hingga saat ini," imbuhnya.

Serangan AS ke 3 Fasilitas Nuklir Iran

AS melancarkan serangan militer yang menargetkan fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) dini hari waktu Teheran.

Dalam serangan yang dilakukan dengan nama sandi Operation Midnight Hammer tersebut, ada tiga fasilitas nuklir Iran yang dibidik, yakni fasilitas nuklir di Fordow dekat Qom, dan dua fasilitas nuklir lain di Natanz dan Isfahan.

Adapun pasukan AS menjatuhkan bom penghancur bunker bernama GBU-57 Massive Ordnance Penetrators (MOP) di Fordow, dikutip dari BBC.

Bom tersebut berbobot 13.000 kg dan mampu menembus beton setebal 18 m atau tanah setebal 61 m sebelum meledak.

AS menjadi satu-satunya negara yang memiliki bom penghancur bunker dengan daya kerusakan masif tersebut.

Sementara, fasilitas pengayaan uranium di Fordow sendiri terkubur jauh di bawah gunung dan disebut-sebut berperan penting bagi ambisi nuklir Iran.

Dalam sebuah konferensi pers, Jenderal AS Dan Caine telah mengungkapkan rincian mengenai serangan terhadap fasilitas nuklir Iran:

1. Pesawat lepas landas dari AS dan melakukan perjalanan selama 18 jam ke Iran.

2. Beberapa jet dikirim ke barat menuju Pasifik sebagai "umpan", sementara yang lain berada di depan pesawat pengebom utama untuk memastikan wilayah udara aman.

3. Tujuh pesawat bomber siluman B-2 yang bertugas menyerang lokasi nuklir terbang ke Iran dan menghindari deteksi.

Sumber: tribunnews

Komentar