GELORA.ME - Fenomena prostitusi berkedok open BO di Ibu Kota Nusantara (IKN) Sepaku Kalimantan Timur menjadi sorotan belakangan ini.
Praktik prostitusi ini ternyata juga berkembang pesat bersamaan dengan gegap gempita pembangunan mega proyek IKN yang digadang-gadang sebagai simbol masa depan Indonesia.
Di tengah gemerlap pembangunan, ada sisi kelam yang diam-diam terselip.
TribunKaltim melakukan liputan khusus terkait prostitusi di IKN.
Hasilnya, fenomena open BO bukan sekedar isapan jempol semata.
Sudah Ada sejak Lama
Praktik prostitusi di wilayah ini sejatinya sudah ada sejak lama melalui aplikasi daring. Ini juga diakui oleh para pekerja proyek di IKN.
Dari pengakuan para pekerja proyek hingga pantauan langsung di lapangan, bisnis esek-esek ini tumbuh subur mengikuti denyut pembangunan mega proyek yang tiada henti.
Sasaran mereka pun beragam, mulai dari pekerja konstruksi IKN yang jauh dari keluarga, hingga warga sekitar Kecamatan Sepaku, lokasi utama proyek IKN di Kaltim.
Berikut hasil laporan khusus praktik prostitusi di IKN Kaltim.
Pengakuan Pekerja Proyek soal Protitusi di IKN
Pada Selasa pagi (7/5), Tribun Kaltim memulai perjalanan dengan tujuan untuk melakukan investigasi dari kota ke Kecamtan Sepaku, tempat proyek IKN dilaksanakan.
Setelah kurang lebih 2,5 jam menempuh perjalanan yang melelahkan, saat beristirahat di sebuah cafe yang dekat dengan Istana Negara Garuda sedikit informasi mulai didapat .
Di antara obrolan ringan para pengunjung, terdengar canda tawa soal "cewek-cewek cantik" yang bisa diajak bertemu.
Saat berbincang dengan tiga pekerja konstruksi yang tengah berteduh, topik hangat seputar layanan "open BO" mencuat ketika saya bertanya soal ketersediaan "teman kencan."
"Buanyak! Coba buka aplikasi itu ada ratusan. Tinggal pilih mau yang model kaya gimana semuanya ada di situ," ujar Sugianto, salah satu pekerja.
Rekan-rekannya menimpali dengan gelak tawa, menyiratkan bahwa praktik semacam ini bukan hal asing bagi mereka.
Beberapa pekerja lain bahkan menyebut layanan tersebut sebagai "kebutuhan." Jauh dari rumah dan istri, mereka mengaku kerap memanfaatkan aplikasi itu untuk mencari pelampiasan.
"Kamu kan sering itu kalau sudah gajian langsung ganti oli di situ," timpal rekan-rekannya sambil tertawa lepas.
"Tak usah munafik, kaya kamu tidak pakai aja," timpal pekerja yang lain sambil tunjuk-tunjukan disertai dengan tawa lepas.
Tarif Open BO di IKN Rp400-700 Ribu
Tarif layanan prostitusi di IKN ini bervariasi, namun rerata di angka Rp400-700 ribi per kencan.
Saat tim mengunduh aplikasi yang dimaksud, dalam hitungan menit, notifikasi pertemanan langsung berdatangan, mayoritas dari akun wanita muda yang memajang foto-foto menarik.
Tribun Kaltim mencoba memulai percakapan dengan beberapa akun, salah satunya bernama "Rena."
Langsung to the point obrolan mengarah pada tawaran tarif yang berkisar mulai dari Rp400 ribu hingga Rp700 ribu untuk sekali pertemuan dengan layanan full service.
Mereka bahkan langsung mengirimkan lokasi guest house tempat mereka menginap yang sebagian besar berada di wilayah Desa Bumi Harapan dan sekitarnya.
"Open BO ST 600, bisa nego, ful servis, stay. Gercep, OTW sekarang, kk saya tunggu," tulis salah satu akun sambil menyebutkan nama penginapan yang berada tak jauh dari Rest Area IKN.
Kupu-kupu Malam di IKN Biasa Sewa Guest House
Seiring meningkatnya jumlah pekerja dan tamu proyek IKN, jumlah guest house di Kecamatan Sepaku pun melonjak.
Tarifnya bervariasi, mulai dari Rp350 ribu hingga Rp400 ribu per malam. Tempat inilah yang kerap digunakan para pekerja seks online untuk "stay" dan menerima tamu.
"Serius gak ini KK, gercep 600 nego ful servis," ujar akun lainnya sambil mengirimkan share lock dan alamat guest house yang juga berada di sekitaran IKN
Dari hasil percakapan dengan belasan pekerja dan warga, mayoritas mengetahui praktik tersebut namun mengaku tidak memiliki kuasa untuk mencegahnya.
"Sudah lama itu (prostitusi). Mereka tinggalnya tidak ketahuan karena nggak menetap. Biasanya mereka nyewa di guest house," ujar Ramlan, warga Sepaku.
Pengakuan Warga
Andi Armada, warga Desa Bumi Harapan, menyebut prostitusi online melalui aplikasi memang sudah terjadi sejak pertama kali ramainya pembangunan IKN, ditambah lagi banyaknya pekerja konstruksi yang kebanyakan didatangkan dari luar daerah.
"Prostitusi itu gak mungkin hilang. Orang punya kebutuhan. Coba buka (aplikasi), pasti banyak yang online di sekitar sini," katanya.
Para pelaku prostitusi di kawasan IKN mayoritas bertransaksi menggunakan aplikasi online yang lebih simpel dan lebih mudah.
Setelah ada kesepakatan harga dengan pelanggan, eksekusi prostitusi itu kemudian dilakukan di guest house.
Salah satu guest house di Sepaku disebut-sebut sebagai tempat favorit para PSK melayani tamunya.
Artikel Terkait
Mobil Sultan HB X Disalip Pejabat Ini di Lampu Merah, Pengawalannya Bikin Pangling!
Letda Fauzi, Perwira Muda Lulusan AKMIL 2023 asal Pangkep, Gugur Ditembak KKB OPM di Kiwirok
Jokowi Buka Suara: Inilah Alasan Nyata Sering Bertemu Prabowo!
Amanda Manopo Pakai Cincin Nikah dengan 7 Berlian, Ternyata Harganya Bikin Melongo!