Ada 1.036 Kasus Keracunan, Respons Prabowo: Tingkat Keberhasilan MBG 99,99 Persen, Kasus Keracunan Cuma 0,005 Persen!

- Senin, 05 Mei 2025 | 20:30 WIB
Ada 1.036 Kasus Keracunan, Respons Prabowo: Tingkat Keberhasilan MBG 99,99 Persen, Kasus Keracunan Cuma 0,005 Persen!




GELORA.ME - Presiden RI Prabowo Subianto mengeklaim, keberhasilan program makan bergizi gratis (MBG) mencapai 99,99 persen meski terdapat kasus keracunan di berbagai daerah.


Prabowo beralasan, korban keracunan akibat MBG berada di sekitar 200 orang, sebagian kecil dibandingkan jumlah penerima MBG yang mencapai 3 juta orang.


"Hari ini memang ada yang keracunan, yang keracunan sampai hari ini dari 3 koma sekian juta, kalau tidak salah di bawah 200 orang (yang keracunan), yang rawat inap hanya 5 orang," ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/5/2025).


Prabowo pun membandingkan jumlah kasus keracunan dan jumlah penerima MBG yang berada di bawah angka 1 persen sehingga ia menganggap program ini berhasil meski tidak 100 persen.


"Jadi bisa dikatakan yang keracunan atau yang perutnya enggak enak sejumlah 200 orang, itu 200 dari 3 koma sekian juta kalau tidak salah adalah 0,005 persen. Berarti keberhasilannya adalah 99,99 persen," kata dia.


Pernyataan Prabowo ini lantas disambut oleh tepuk tangan oleh para menteri peserta rapat.


Kendati demikian, Prabowo berpesan kepada seluruh menteri-menterinya agar tidak cepat puas.


Sebab, Badan Gizi Nasional menargetkan agar tidak ada kasus keracunan MBG lagi ke depan.


"Tapi saya hargai karena Kepala BGN dan jajaran mengatakan, 'Pak, sasaran kita adalah zero penyimpangan, zero kesalahan'. Dan kita mengerti tidak gampang di dapur itu yang kerja 50 orang, satu dapur yang kerja 50 orang," kata Prabowo.


Sebelumnya, Prabowo telah memberikan pengarahan kepada petugas dapur atau Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) MBG agar tidak lengah.


Menurut Kepala Negara, pengecekan makanan dan pengawasan distribusi oleh SPPG merupakan bagian dari misi nasional.


"Tidak boleh malas. Tidak boleh lengah. Tidak boleh kongkalikong," ucap Prabowo, Sabtu (3/5/2025).


Prabowo mengatakan, petugas kepala dapur atau SPPI akan berusaha dibeli dan dibohongi.


"Kau akan berusaha dibeli, ditipu, dibohongi. Di mana ada gula, di situ ada semut. Ini akan menjadi sasaran manusia-manusia yang serakah dan jahat,” kata dia.


Perketat Distribusi MBG


Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat prosedur distribusi makanan untuk mencegah kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) berulang.


"Sebagai langkah korektif dan preventif, BGN juga segera melakukan pengetatan terhadap prosedur distribusi makanan. Pertama, yakni pada protokol keamanan saat proses pengantaran dari dapur ke sekolah," kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (3/5/2025).


Prosedur pengetatan kedua, lanjutnya, pembatasan waktu maksimum pengantaran untuk menjaga kualitas makanan. 


Ketiga, memperketat mekanisme distribusi di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa.


Keempat, menetapkan batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi. 


Kelima, menetapkan kewajiban uji organoleptik (tampilan, aroma, rasa, dan tekstur) terhadap makanan sebelum dibagikan.


Kasus keracunan MBG kembali terjadi di Kota Bandung dan Tasikmalaya. Di Kota Bandung, sebanyak 342 siswa SMP Negeri 35 mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap MBG pada Selasa (29/4).


Sedangkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tasikmalaya telah melakukan penanganan terhadap 25 pelajar SD dan SMP diduga mengalami keracunan setelah menyantap makanan yang dibagikan dari sekolah.


Untuk itu Kepala BGN Dadan Hindayana meminta masyarakat menunggu hasil investigasi resmi dari BGN. 


Informasi lebih lanjut dan perkembangan kasus akan disampaikan melalui kanal komunikasi resmi BGN.


“Kami memahami kekhawatiran yang muncul di tengah masyarakat. Untuk itu kami mengimbau seluruh pihak agar tetap tenang dan menunggu hasil resmi investigasi. BGN akan terus menyampaikan informasi secara terbuka dan bertanggung jawab,” tutur Dadan Hindayana.


Ia menegaskan BGN terus berkomitmen menjaga kepercayaan publik dan memastikan Program MBG tetap menjadi solusi gizi yang aman, sehat, dan bermanfaat bagi anak-anak Indonesia.


Sumber: Kompas

Komentar