Minuman yang tersedia di masjid tersebut ada dawet, kopi, soda, maupun minuman suplemen lainnya. Minuman suplemen tersebut merupakan sumbangan dari donatur. "Kalau minuman dari masjid, kopi, teh, dan dawet," imbuhnya.
Setelah mendapatkan penyambutan hangat dari takmir masjid, para biksu thudong menyampaikan rasa terima kasih. Kemudian untuk membalas kebaikan takmir masjid.
Mereka sempat mendoakan sebelum meninggalkan masjid. Pimpinan Rombongan Biksu Thudong, Bhante Kamsai Sumano Mahathera, tidak menyangka dengan sambutan hangat dari warga di sepanjang jalan yang dilalui.
Baik itu bentuk perlakuan para siswa sekolah, maupun petani di sawah yang memberikan bunga di sepanjang perjalanan.
Hal inilah yang membuat kerukunan umat beragama makin erat. Apalagi, mereka juga disambut secara hangat saat beristirahat di masjid.
"Kami masuk (masjid) seperti keluarga sendiri karena sudah siap semuanya. Setelah kami minum, kami berdoa bersama," ujar Banthe.
Menurut Banthe, para biksu merasa bahagia, terharu terus berterima kasih dan terus mendoakan masyarakat setempat.
"Mendoakan dengan cara mereka, lha mungkin orang yang nggak tahu untuk ibadah yang salah persepsi. Intinya bukan ibadah, sana (biksu) mendoakan masyarakat Bengkal," ujarnya lagi.
"Setelah itu, pihak sini juga mendoakan, doa selamat yang dipimpin Pak Haji Wari. Kalau yang nggak tahu kan, wah mosok masjid dienggo tempat ibadah orang Buddha (masa masjid dipakai ibadah orang Buddha). Itu yang keliru (mereka hanya mendoakan, bukan beribadah)," sambung Banthe.***
Sumber: hops
Artikel Terkait
Banjir Sumatera 2025: 1.030 Korban Jiwa & Polemik Penolakan Status Bencana Nasional
Presiden Prabowo Ungkap Oknum TNI-Polri Terlibat Penyelundupan Timah Bangka
Kritik Pedas Pernyataan Prabowo Soal Bencana: Nyawa Rakyat Bukan Cuma Statistik
Prabowo Ungkap Nama Pejabat TNI-Polri Dalang Ilegal Logging Penyebab Banjir Bandang Sumatra