GELORA.ME - Gempa bumi kuat mengguncang provinsi Herat di Afghanistan bagian barat pada Rabu (11/10), memaksa pihak berwenang mengerahkan kembali tim bantuan dan penyelamat yang sudah berada di lapangan setelah serangkaian gempa mematikan pada Sabtu (7/10).
Sejauh ini belum ada rincian mengenai korban jiwa, kata juru bicara manajemen bencana, Janan Sayeeq dilansir dari Reuters, namun pejabat provinsi mengatakan ratusan rumah telah hancur.
Kantor Gubernur Herat mengatakan beberapa daerah mengalami 'kerugian besar', tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Tim medis yang berkeliling dan pejabat telah bekerja sama dan telah memindahkan beberapa orang yang terluka ke rumah sakit,” kata kantor gubernur dalam sebuah pernyataan.
Gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (7/10) menyebabkan sedikitnya 2.400 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang, kata pemerintah yang menguasai Taliban, menjadikan gempa tersebut salah satu yang paling mematikan di dunia sepanjang tahun ini.
Sebagian besar korban dalam gempa itu adalah perempuan dan anak-anak, kata Organisasi Kesehatan Dunia.
Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ) mengatakan gempa terbaru berkekuatan 6,3 skala richter dan terjadi pada kedalaman 10 km.
Dikelilingi oleh pegunungan, Afghanistan memiliki sejarah gempa bumi yang kuat, sebagian besar terjadi di wilayah terjal Hindu Kush yang berdekatan dengan Pakistan. Provinsi Herat berbatasan dengan Iran, yang menyatakan akan mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Artikel Terkait
Gempa M 5.1 Guncang Keerom Papua, BMKG: Tak Ada Laporan Kerusakan Hingga Saat Ini
Mahfud MD Siap Jadi Saksi KPK Soal Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh: Saya Akan Datang!
BUMN Infrastruktur Kereta Api: Solusi Cerdas Atasi Utang Kereta Cepat Whoosh
PBNU Dukung Hukuman Mati, Polri Bongkar 38.943 Kasus dan Sita 197 Ton Narkoba