"Kami tidak pernah diajak bicara. Jadi tidak pernah dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan ini. Kami tidak terlibat juga sama sekali dalam proses eksekusi dari kebijakan investasi itu sendiri," ungkap Yahya.
Seperti diketahui, Ketua PBNU Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur meminta pemerintah mengevaluasi proyek strategis nasional di Pulau Rempang. Dia ingin masyarakat setempat merasakan kemakmuran dari pembangunan tersebut.
"Pemerintah juga harus memberi santunan dan biaya pengobatan untuk warga yang menjadi korban dari tragedi kemarin dan mencegah penggunaan kekuatan yang berlebihan yang dilakukan oleh aparat gabungan ketika melakukan pengukuran lahan," ujar Gus Fahrur.
Selain itu, dia menyerukan agar aparat menghormati hak asasi warga. UUD 1945 dan Pancasila harus dijunjung.
"Aparat keamanan harus menghormati hak asasi warga negara atas tanahnya, terutama hak atas keadilan dan perlakuan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai amanat UUD 45 dan Pancasila," ujar dia.
Sumber: detikcom
Artikel Terkait
Dua Pesawat AS Jatuh di Laut Cina Selatan, Seluruh Kru Super Hornet & Sea Hawk Selamat
Lonjakan Pasokan LNG Bakal Ubah Pasar Global, Harga Diprediksi Turun
3 Jalur Alternatif Semarang-Pati Anti Macet & Banjir Saat Musim Hujan
China Soroti Jatuhnya Jet & Helikopter AS di Laut China Selatan: Latihan Militer AS Dituding Picu Masalah