Pabrik penyulingan tersebut mengatakan bahwa penyimpanannya yang melimpah adalah hasil dari respons pemerintah terhadap surplus anggur di Eropa, yang disebabkan oleh penurunan permintaan.
Destilaria Levira menggambarkan kelebihan pasokan sebagai sebuah krisis.
Pada bulan Juni, Komisi Eropa, yang merupakan pimpinan eksekutif harian Uni Eropa, mengakui kelebihan pasokan dan mengatakan akan mendukung langkah-langkah untuk mengubah kelebihan anggur menjadi biofuel.
“Sektor anggur terpukul oleh berkurangnya konsumsi karena inflasi harga makanan dan minuman saat ini, yang terkait dengan panen yang baik pada tahun 2022 dan konsekuensi dari kesulitan pasar selama pandemi telah menyebabkan penumpukan stok,” kata komisi tersebut.
Pabrik penyulingan tersebut, sekitar 140 mil sebelah utara Lisbon, mengatakan fasilitas penyimpanannya adalah bagian dari upaya pemerintah.
Krisis Anggur di Eropa
Konsumsi anggur di Portugal diperkirakan turun 34 persen dibandingkan tahun 2022, kata komisi tersebut.
Penurunan konsumsi wine juga diperkirakan terjadi di Jerman (turun 22 persen), Prancis (15 persen), Spanyol (10 persen) dan Italia (7 persen).
Krisis anggur Eropa terjadi setelah tahun 2022 yang menandai nilai ekspor anggur global yang tertinggi sepanjang masa, menurut Organisasi Internasional Anggur dan Anggur.
Penurunan permintaan tidak diimbangi dengan produksi yang lebih tinggi, yang diproyeksikan oleh komisi akan naik 4 persen sepanjang tahun ini untuk negara-negara anggota.
Portugal dan Perancis termasuk di antara negara-negara yang merespons dengan program bersubsidi untuk mengubah kelebihan anggur menjadi penggunaan lain.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Erick Thohir Meminta Maaf, Tapi Publik Masih Geram: Apa yang Salah?
Prabowo Tegaskan Tak Bayar Utang Kereta Cepat, Warisan Proyek Jokowi
Raja Juli Bocorkan Sosok Misterius R yang Akan Gabung ke PSI, Ungkap Keterkaitan dengan Sosok J!
Korban Jiwa dalam Ledakan Pabrik Bom di AS: Tidak Ada yang Selamat