Kemudian pada suspensi belakang lebih banyak penyesuaian yang dilakukan karena harus mengikuti dimensi Xforce yang lebih lebar. Tamura juga mengeklaim, ada peningkatan pada komponen spring dan absorber-nya.
“Untuk belakang karena bobotnya lebih ringan 100 kilogram (dari Xpander), maka ada penyesuaian suspensi belakang 20 persen lebih lembut,” terangnya.
Hasilnya? Saat kami coba di area test track Proving Ground di Karawang, Jawa Barat, impresi awal karakter suspensi Xforce memang agak keras dibanding Xpander. Tapi uniknya, ia tetap mampu menyajikan kemampuan bantingan yang tidak kalah nyaman.
Ambil contoh, saat menikung tajam Xforce dengan mudah melahap tikungan yang memiliki sudut 180 derajat. Kemampuan ini juga ditunjang dengan fitur seperti mode berkendarannya yang punya empat pilihan berbeda.
Lalu, saat menerabas lintasan dengan permukaan jalan tidak rata, berkerikil, hingga gelombang tinggi, karakter suspensinya yang agak keras nyatanya tetap mampu meredam dengan sangat baik. Tidak ada gejala guncangan hebat, tapi tetap stabil atau steady.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Jusuf Hamka Menggugat Hary Tanoe di Pengadilan: Pengakuan Pahit Korban Kezaliman Bisnis
Yusuf Muhammad Kritik Respons Gibran Soal CPNS: Dinilai Kosong dan Minim Optimalisasi
Dharma Pongrekun: Ingin Jadi Polisi yang Baik, Tapi Sistemnya Menghadang?
Dina Meninggal, Fitnah Heryanto Menghantui: Fakta atau Rekayasa?